25.6 C
Bogor
Saturday, November 23, 2024

Buy now

spot_img

SK Bupati Terkait Stunting Disomasi Kades Gunung Putri

Gunung Putri | Jurnal Bogor

Bukan hanya Desa Ciangsana yang dinobatkan sebagai juara 1 stunting, hal tersebut pun turut dirasakan Pemerintahan Desa Gunung Putri. Dimana warganya sebanyak 120 lebih dikategorikan terkena stunting, padahal kenyataannya hanya hitungan jari yang masuk kedalam kategori stunting.

Hal tersebut disampaikan Kepala Desa Gunung Putri Daman Huri yang langsung mengecek ke lapangan akan nama-nama anak yang masuk kedalam kategori stunting. Setelah pengecekan tersebut dia langsung melayangkan surat somasi kepada dinas terkait dan SK Bupati yang dikeluarkan oleh Plt Bupati Iwan Setiawan.

” Kami sudah melayangkan surat somasi, lebih tepatnya minta untu dilakukan perbaikan. Apalagi itu di tuangkan dalam SK Bupati, dampaknya sangat kurang baik terhadap desa kami,” ungkap A Heri sapaan akrabnya kepada Jurnal Bogor, Selasa (15/8/23).

A Heri menyebut, sejauh ini pihak desa sudah berupaya untuk memperbaiki dalam segala hal. Hingga berakibat banyak mendapatkan kunjungan dari luar pulau karena ingin melakukan studi tiru di Desa Gunung Putri. Tiba-tiba dikagetkan dengan hasil survei anak penderita stunting di desanya.

” Tolonglah untuk dinas terkait, jangan asal dalam mengeluarkan data. Apalagi ini menyangkut nama baik desa kami, tanpa disadari dengan adanya stunting menghalangi kami dalam meraih prestasi,” cetusnya.

Dia sendiri mengaku tidak tahu dari mana asal data yang dilaporkan dan di-SK-kan. Heri mengaku pada hari itu pula memanggil orang tua dari daftar anak yang masuk kedalam kategori stunting dan mereka sebagai orang tua saja tidak terima anaknya masuk kedalam kategori stunting.

” Posyandu kami itu sudah lelah mendata warga se- Desa Gunung Putri. Jangan dibuat seolah mereka tidak bekerja dengan adanya SK Bupati terkait jumlah stunting di desa ini, ” kesalnya.

Sementara salah satu orang tua, AD (41) sangat menyesalkan dengan adanya data yang terkesan asal-asalan yang dikeluarkan oleh pemerintah. ” Ya waktu saya dipanggil sama pak kades, dibilang anak saya kena stunting ya saya marahlah, kok bisa-bisanya Bupati memberikan SK yang terkait penderita stunting tanpa dikroscek ulang,” kata dia.

“Kami ini warga awam ya, gak paham jika tidak diberi tahu, jangan-jangan dari terdahulu anak saya didata kena stunting oleh pemerintah. Kesel aja, paling tidak jangan asal datalah, tinjau langsung ke lapangan dan pastikan, jangan hanya mengambil data mentah-mentah,” kesalnya.

** Nay Nur’ain

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles