Cileungsi | Jurnal Bogor
Banjir merupakan salah satu persoalan yang kerap terjadi di kawasan permukiman seperti Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor. Banjir kerap menjadi ancaman yang ditakuti warga ketika hujan deras turun. Umumnya, banjir terjadi karena luapan saluran air yang tidak menampung kapasitas air, dan hal itu ditambah dengan kondisi drainase perumahan yang buruk dan terjadi pendangkalan.
Seperti yang terjadi di Kampung Karet, Desa Situsari, Cileungsi, Kabupaten Bogor. Dimana pada saat hujan deras, kawasan tersebut mengalami kebanjiran lantaran penyempitan kali. Hal tersebut disampaikan Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Aris Nurjatmiko, mengatakan, banjir mulai naik ke permukiman warga saat hujan deras mengguyur wilayah Cileungsi dan sedikitnya ada sekitar 120 rumah yang terendam banjir.
“Diperkirakan ada 120 rumah berisi 300 jiwa dari 80 kepala keluarga (KK). Banjir karena derasnya curah hujan dan penyempitan sungai sehingga air meluap ke permukiman warga,” jelas Aris.
Dia menjelaskan, banjir terjadi ketika hujan deras dengan intensitas tinggi melanda kawasan tersebut dalam waktu yang cukup lama. Di samping itu, terdapat penyempitan anak Kali Binong yang bermuara di Sungai Cibarengkok.
“Akibatnya, terjadi banjir di wilayah tersebut dengan ketinggian air bervariatif antara 10 sentimeter hingga 120 Sentimeter,” ujar Aris.
Berdasarkan analisis anggota di lapangan, sambung Aris, banjir di wilayah tersebut sering terjadi selama kurang lebih empat tahun ke belakang. Sehingga butuh penanganan segera dari instansi terkait. Menurut dia saat ini Tim Rescue Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Bogor telah melakukan koordinasi dengan aparatur setempat. Serta telah melakukan tindakan sesuai standar operasional prosedur (SOP) kebencanaan pada saat terjadi banjir.
“Setelah melakukan kajian dan menganalisis, kami juga memberikan edukasi kebencanaan dan imbauan kepada warga setempat,” kata Aris.
** Taufik / Nay