Nanggung | Jurnal Bogor
Pemerintah Desa Parakanmuncang, Nanggung, Kabupaten Bogor membangun drainase sepanjang 845 meter di wilayah RW 07. Kini, pembangunan drainase tersebut telah mencapai 50 persen.
Drainase itu awalnya berupa saluran tanah dan setiap hujan melanda, pemukiman warga terendam banjir. Pemdes Parakanmuncang merespons aspirasi masyarakat dengan membuat drainase permanen menggunakan anggaran Samisade tahap pertama tahun 2023.
“Samisade tahun 2023 ini kita ada disatu titik, tepatnya di RW 07 yang tersebar di RT 1 dan RT 2 itu peruntukannya karena memang aspirasi dari masyarakat, ketika di musim penghujan drainase yang ada di wilayah tersebut berupa tanah. Di musim hujan itu biasanya meluap sampai ke pemukiman warga,” kata Kepala Desa Parakanmuncang Mauludin kepada Jurnal Bogor, Senin (24/07/2023).
Dia membeberkan, drainase tersebut memang cukup penting untuk dilakukan pembangunan. Terlebih sumber air muncul dari gunung dan lapangan yang mana sering terjadi banjir saat hujan.
“Drainase yang meliputi RT 01 dan RT 02 karena di dua wilayah tersebut ketika di musim penghujan yang satu air dari gunung itu masuk ke pemukiman warga, yang satu lagi dari lapangan dan ada dari pemakaman air masuk juga,” katanya.
Dia membeberkan tak hanya drainase juga ada tebing penahan tanah (TPT) untuk antisipasi longsor yang mana di atasnya berdiri bangunan sekolah PAUD. dan hotmix jalan lingkar RT 02 dan jalan menuju akses Desa Sukaraksa dengan pembetonan yang akan dilakukan pada tahap kedua.
Dengan panjang 845 meter sepanjang jalur drainase dari Gunung Pasir Ahad sampai ke aliran kali Cihoream.
Dia menjelaskan, pihaknya telah mengusulkan 1 miliar dengan harapan bisa terwujud.
“Alhamdulillah kita di Desa Parakanmuncang tahun 2003 kita mengusulkan 1 miliar. Kita baru tahap 1 dengan progres pengerjaan sudah mencapai kurang lebih 50%, kita akan segera genjot lagi untuk tahap berikutnya,” katanya.
Mauludin menjelaskan, program Samisade ini bisa mengatasi persoalan masalah tersebut.
“Adanya Samisade tentu menjawab semua aspirasi masyarakat, pertama karena dikeluhkan ketika akses jalan-jalan dan drainase tersebut adalah pemanfaatannya kurang maksimal. Ketika memang jalan tersebut belum dibangun sampai hari ini kan jalan tersebut kondisi rusak parah yang mana dibangun oleh kepala desa sebelumnya,” pungkasnya.
** Andres