Home Potret Desa Akan Dibuat Kelembagaan Adat, Seren Taun jadi Ciri Budaya Kasepuhan Malasari

Akan Dibuat Kelembagaan Adat, Seren Taun jadi Ciri Budaya Kasepuhan Malasari

Upacara adat Seren Taun

Nanggung | Jurnal Bogor

Desa Malasari, Nanggung, Kabupaten Bogor memiliki keasrian alam, budaya dan sejarah yang masih terjaga hingga saat ini. Kini, kelembagaan adat sedang dibuat agar Kasepuhan Malasari memiliki legalitas.

“Sekarang kita lagi menyusun kembali lembaga adat, harapannya nanti punya legalitas. Sementara ini kan belum ada, kebetulan hari ini juga dari kemarin sudah hadir dari DPMD Provinsi Jawa Barat dari bagian dan itu memang sedang menjembatani, memfasilitasi untuk bagaimana terbentuknya lembaga adat kasepuhan tersebut dapat legalitas,” kata Sekretaris Desa Malasari Uchu, Jumat (21/7/2023).

Seren Taun kesepuhan Malasari sendiri digelar setiap tahunnya berupa upacara adat Seren Taun yang dirayakan pada tahun baru Islam 1 Muharam.

Pada tahun 2023 ini seren taun kesepuhan Malasari lebih meriah dilaksanakan, dibanding tahun sebelumnya karena sudah terbebas Covid-19. Dengan mengambil tajuk “Ngahiji ngajadi hiji, tradisi ngajati diri” itu pun memiliki arti dan makna yang cukup dalam.

Kegiatan tersebut dilaksanakan selama tiga hari dengan berbagai rangkaian kegiatan. Diantaranya pada hari pertama melaksanakan ngadiukeun atau pembukaan keseluruhan acar adan berlangsung dengan Festival Muharam 1445 H dan perlombaan MTQ.

Di hari kedua ritual adat Seren Taun dan sedekah bumi. Ngasupkeun pare ka leuit (memasukan padi ke lumbung). Simbolis penanaman bibit pohon dan bibit ikan. Kumpul ngariung patani (kumpul bersama petani). Setelah itu, hiburan marawis, hadroh dan gambus. Pada malamnya pawai obor, santunan yatim dan ditutup dengan tabligh akbar memperingati 1 Muharam.

Sementara di hari ke tiga sebagai puncak acara, festival dongdang dan arak-arakan. Pemasrahan arak arakan hasil tani ke ke kesepuhan pada siangnya, mapag rupa-rupa hasil pertanian oleh kesepuhan dan tokoh masyarakat.

Pentas seni lokal seperti debus dan pancak silat. Pembagian hadiah perlombaan, pada malamnya pagelaran wayang golek dan ditutup rangkaian acara oleh kasepuhan.

Uchu menjelaskan, tradisi tersebut sudah dilakukan secara turun-temurun dari nenek buyut warga masyarakat adat Malasari yang tidak diketahui kapan dimulainya.

“Buyut kami yang disini itu bapaknya aja meninggal sekitar di tahun 1930-an. Berarti jauh sebelumnya itu sudah melaksanakan kegiatan ini,” jelasnya.

Masyarakat adat di Kasepuhan Malasari, Kecamatan Nanggung memiliki prinsip ‘Ngahiji Ngajadi Hiji, Tradisi Ngajati Diri’.

Prinsip itu dapat diartikan bersatunya atau guyub tiga faktor dalam kehidupan pemerintahan dari tingkat bawah sampai tingkat pusat yaitu kasepuhan, pemerintahan dan ulama.

“Ada tiga faktor yang dapat membentuk kehidupan pemerintahan yang baik. Dari pemerintahan terbawah sampai tertinggi, dimana itu ada kasepuhan, pemerintahan dan para ulama itu bersatu, ketika semuanya bersatu, guyub tidak akan ada lagi yang namanya perpecahan dan lain sebagainya,” kata Uchu.

Acara adat Seren Taun mendapat support dan dukungan dari pemerintahan. Sebagai bentuk menjaga dan melestarikan budaya yang merupakan ciri jati diri warga masyarakat Desa Malasari.

“Kegiatan Seren Taun ini juga menunjukkan jati diri khususnya warga Malasari. Bahwa, Tradisi Ngajati Diri Malasari itu seperti apa sih, dengan adanya apa adat atau budaya Seren Taun itulah menjadi ciri Malasari,” tegasnya.

** Andres

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version