26.2 C
Bogor
Sunday, May 19, 2024

Buy now

spot_img

Bersumber Dari P3-TGAI, Saluran Air Puluhan Hektar Sawah di Batukembar Diperbaiki

Caringin|Jurnal Bogor

Petani di Desa Ciderum, Caringin, Kabupaten Bogor, khususnya yang berada di Kampung Batukembar mengaku sangat terbantu adanya Pelaksanaan Program Percepatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) di wilayahnya. Sebab, melalui program dibawah Direktorat Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Kemen PUPR) tersebut, kondisi area sawah mereka dipastikan tidak akan lagi kekurangan pasokan air.

Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Tunas Mekar 1 Desa Ciderum, Asep mengatakan, perbaikan saluran air yang berasal dari Daerah Irigasi (DI) Pancawati ini, sangat diinginkan para petani. Pasalnya, paska terjadi longsor beberapa waktu lalu di lokasi hulu saluran air DI Pancawati, area sawah yang luasnya mencapai 28 hektar mulai dari Kampung Batukembar hingga perbatasan Desa Cimande Jaya ini, selalu kesulitan mendapatkan pasokan air.

“Kondisi saluran air yang belum dibangun tempat penahan tanah (TPT), mengakibatkan terjadi kebocoran, sehingga aliran air dari hulu terkadang tidak sampai ke hilir,” katanya kepada Jurnal Bogor.

Selain belum dibangun nya TPT di sepanjang saluran air disini, lanjutnya, kondisi di lokasi hulu saluran air DI Pancawati yang perbaikannya hanya dengan menggunakan drum setelah terjadi longsor, sangat berpengaruh terhadap kelancaran aliran air yang setiap harinya dipergunakan para petani.

“Makanya begitu mengetahui akan ada perbaikan saluran air satu-satunya untuk mengaliri area sawah mereka, semua petani atau pemilik sawah sangat gembira dan antusias sekali mendukung program dari Kemen PUPR ini,” ujar Asep.

Asep pun menyatakan, pembangunan P3-TGAI sepanjang 400 meter dengan tinggi 1 meter dengan anggaran 195 juta yang diterimanya, sepenuhnya dikerjakan oleh masyarakat setempat dengan menerapkan sistem padat karya.

“Semua pekerja warga setempat, tidak ada satu pun yang berasal dari luar kampung maupun desa,” paparnya.

Asep mengaku, diserahkannya semua pelaksanaan pembangunan kepada masyarakat, dinilai sangat efektif dan keputusan yang benar. Karena, dalam pelaksanaan pengerjaannya, para pekerja lebih mengutamakan kualitas.

“Lihat saja kondisi bangunannya, benar-benar rapih, kokoh dan tidak asal-asalan,” jelasnya.

Namun, Asep berharap, Dirjen Sumber Daya Air segera mengelontorkan anggaran tahap kedua P3-TGAI sebesar 30 persen yang sampai saat ini belum juga diterimanya. Padahal, untuk menyelesaikan pembangunan proyek saluran air hingga mencapai 80 persen, pihaknya harus meminjam biaya kemana-mana.

“Jujur saya pusing, banyak yang nagih karena untuk membayar upah pekerja saya pinjam dulu ke teman. Belum lagi hutang ke toko material, biar pekerjaan cepat beres saya terpaksa ngutang dan sekarang sudah ditanyain terus,” akunya.

Sementara, Isun, warga Kampung Batukembar yang juga pemilik lahan sawah merasa senang dan berterimakasih kepada pemerintah dalam hal ini Kemen PUPR. Adanya proyek P3-TGAI di wilayahnya, sangat membantu para petani.

“Setelah proyek ini selesai, kami berharap agar ada bantuan lanjutan untuk perbaikan saluran air DI Pancawati yang kondisinya masih menggunakan drum setelah terjadi longsor. Bagaimana pun, saluran air ini satu-satunya akses untuk mengaliri area sawah kami,” tukasnya.

** Dede Suhendar

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles