Cileungsi | Jurnal Bogor
Menindaklanjuti himbauan Plt Bupati Bogor, Pemerintah Desa Limusnunggal, Cileungsi, Kabupaten Bogor, melakukan patroli ke beberapa tempat hiburan malam yang disinyalir masih beraktivitas.
Ketua MUI Desa limusnunggal Afandi mengatakan, demi menjaga kesucian bulan suci Ramadhan Pemerintah Desa Limusnunggal dan MUI Kecamatan Cileungsi beserta jajaran melakukan patroli di beberapa tempat yang diduga sering dijadikan tempat maksiat.
“Sebelumnya kita telah memberikan himbauan untuk tidak ada lagi kemaksiatan seperti di Gang Anggrek dan Gang Coklat, Pemdes dan MUI telah memberikan himbauan agar bisa menjaga kesucian bulan suci Ramadhan,” imbuhnya kepada Jurnal Bogor, Minggu (02/04/23).
Afandi menegaskan, sudah saatnya para pelaku usaha tempat hiburan malam agar mengindahkan himbauan dan tidak ada lagi kegiatan maksiat di wilayah Desa Limusnunggal selama bulan Ramadhan.
“Semoga kegiatan kemaksiatan di wilayah Desa Limusnunggal tidak ada selama bulan suci Ramadhan, syukur-syukur selamanya,” harapnya.
Kegiatan macam ini, lanjut Afandi, sudah berlangsung tiga kali selama bulan Ramadhan. “Sudah berlangsung tiga hari selama ramadhan Pemdes Limusnunggal selalu berpatroli,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Kepala Desa Limusnunggal, Galih Rakasiwi mengaku, Pemdes Limusnunggal merespon himbauan Plt Bupati agar tempat hiburan malam tidak melakukan aktivitas selama bulan suci Ramadhan.
“Sesuai instruksi Plt Bupati, Pemerintah Desa Limusnunggal lebih intens melakukan patroli dan himbauan,” ucapnya.
Mendapatkan informasi jika masih adanya kafe-kafe beroperasi, Pemdes dan Pemcam langsung melakukan sidak di lokasi tersebut. Akan tetapi tidak ditemukan pelanggaran atau hal-hal yang berbau maksiat.
“Dari aduan masyarakat adanya kafe-kafe yang masih beroperasi dan wanita-wanita malam yang melakukan aktivitas berbau maksiat. Namun, saat kami turun tidak ditemukan kegiatan semacam itu, ” cetusnya.
Selain merazia tempat hiburan malam, sambung Galih, kegiatan seperti ini juga untuk mencegah tindakan kriminal yang akhir-akhir ini sedang marak.
“Mulai dari perang sarung, begal dan sejenisnya. Dengan rutinnya patroli diharapkan bisa mengurangi angka kejahatan di Limusnunggal yang notabene merupakan perbatasan antarkabupaten,” pungkasnya.
** Nay Nur’ain