Bogor | Jurnal Bogor
Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kekurangan zat gizi dalam jangka waktu yang lama sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pada anak.
Pertumbuhan yang lambat juga menjadi salah satu penyebab mengapa tinggi badan anak melambat dan mereka lebih pendek dari teman sebayanya.
Tidak jarang orang beranggapan bahwa perawakan pendek adalah faktor genetik dan tidak ada hubungannya dengan masalah kesehatan. Padahal, faktor genetik memiliki pengaruh yang kecil terhadap kesehatan seseorang dibandingkan dengan faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan.
Penyebab Stunting
Penyebab utama stunting keterlambatan pertumbuhan adalah malnutrisi jangka panjang (kronis). Asupan nutrisi yang kurang ini bisa terjadi saat bayi masih dalam kandungan karena ibu tidak mencukupi kebutuhan nutrisinya selama hamil.
Selain itu, anak yang kebutuhan gizinya tidak terpenuhi pada masa tumbuh kembangnya dapat mengalami stunting.
Faktor risiko stunting
Risiko terjadinya stunting pada anak bisa meningkat jika ibu hamil memiliki beberapa kondisi atau faktor berikut:
1. Intrauterine growth restriction (IUGR)
2. Perawakan pendek
3. Berat badan ibu tidak naik selama kehamilan
4. Tingkat pendidikan rendah
5. Kemiskinan
6. Tinggal di lingkungan dengan sanitasi buruk dan tidak mendapatkan akses untuk air bersih
Sedangkan pada anak, beberapa kondisi yang meningkatkan risikonya mengalami stunting adalah:
1. Mengalami penelantaran
2. Tidak mendapatkan ASI eksklusif
3. Mendapatkan gizi MPASI yang berkualitas buruk
4. Menderita penyakit yang menghalangi penyerapan nutrisi, seperti penyakit TBC, anemia, penyakit jantung bawaan, infeksi kronis, serta sindrom malabsorbsi
Gejala Stunting
Gejala stunting seringkali luput dari perhatian karena anak dianggap memiliki tubuh yang kecil. Namun, gejala stunting biasanya sudah bisa dideteksi saat anak berusia 2 tahun.
Gejala yang menandakan anak mengalami stunting antara lain:
1. Tubuh anak lebih pendek dibandingkan standar tinggi badan anak seusianya
2. Berat badan anak bisa lebih rendah untuk anak seusianya
3. Pertumbuhan tulang terhambat
4. Mudah sakit
5. Gangguan belajar
6. Gangguan tumbuh kembang
7. Bila menderita penyakit kronis, anak dengan stunting bisa mengalami sejumlah gejala berikut:
a. Tidak aktif bermain
b. Batuk kronis, demam, serta berkeringat pada malam hari
c. Tubuh anak membiru ketika menangis (sianosis)
d. Sering lemas
e. Sesak napas
f. Ujung jari berbentuk seperti tabuh (clubbing finger)
g. Bayi tidak dapat menyusu dengan baik.
Kementerian Kesehatan menegaskan, stunting menjadi ancaman serius bagi kualitas masyarakat Indonesia. Anak-anak tidak hanya mengalami pertumbuhan fisik yang terhambat, tetapi juga gangguan perkembangan otak yang memengaruhi kemampuan dan kinerja mereka. Selain itu, anak yang mengalami stunting memiliki kesehatan yang kurang baik karena daya tahan tubuh yang lemah. Stunting juga dapat diturunkan ke generasi berikutnya jika tidak ditangani dengan serius.
Source: alodokter.com
** Siti Padilah/mg-jb