Bogor | Jurnal Bogor
Seorang narapidana yang masih mendekam di dalam penjara nekat mengajarkan Azis Suherman (35), residivis kasus narkoba untuk meracik tembakau sintetis melalui video call.
Diketahui, Azis memproduksi tembakau sintetis di kontrakannya di Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Dalam penangkapan itu, polisi menyita 2 kilogram sintetis siap edar. Selain itu, polisi juga menyita sejumlah cairan kimia untuk campuran tembakau.
“Seorang tersangka memproduksi dan meracik sendiri tembakau sintetis kami tangkap,” ujar Kapolresta Bogor Kota Kombes Bismo Teguh Prakoso kepada wartawan, Selasa (7/3).
Menurut dia, Azis merupakan residivis dalam kasus penyalahgunaan narkoba jenis ganja. Sebelumnya, ia sempat mendekam di Lapas Paledang Bogor selama 3 tahun 11 bulan, dan baru dibebaskan pada 12 September 2022.
“Nggak lama setelah keluar penjara, produksi tembakau sintetis,” jelas Kapolresta.
Kombes Pol Bismo menegaskan bahwa barang haram itu diracik menggunakan cairan kimia sehingga efeknya lebih parah dari ganja biasa. Adapun cairan kimia untuk mencampur tembakau diantaranya cairan lem acrilyc, metanol, alkohol absolut, dan aseton.
“Pelaku ini meracik sendiri ganja sintetis dan untuk dijual. Campuran ganja sintetis ini sangat berbahaya jika masuk ke dalam tubuh manusia,” paparnya.
Sementara itu, Kasat Narkoba Polresta Bogor Kota Kompol Agus Susanto menegaskan bahwa Azis mengaku meracik ganja sintetis itu dipandu oleh seorang narapidana yang masih mendekam di penjara bernama Deni.
“Jadi Deni di dalam penjara memandu Azis meracik lewat video call. Yang punya keahlian itu si Deni,” jelasnya.
Selain memandu, sambung dia, Deni juga yang menyediakan bahan-bahan kimia cair, antara lain, penguat rasa, alkohol absolute, cairan lem acrilyc, cairan metanol, alkohol absolut, dan cairan aseton dan bahan kimia lain.
“Ia yang memesan bahan-bahan kimia dari dalam lapas untuk untuk si Azis,” paparnya.
Lebih lanjut, kata dia, Azis mengaku baru memproduksi 2 kilogram tembakau sintetis. Saat ini, pihaknya sedang memburu pelaku bernama Deni yang berperan sebagai pemandu.
“Informasi dari Azis seperti itu, tapi kami belum tahu dimana keberadaan Deni. Masih di dalami,” tandasnya.* Fredy Kristianto