Sukamakmur | Jurnal Bogor
Salah satu kendala dalam pengembangan kopi di wilayah Bogor Timur yakni Kecamatan Sukamakmur, Tanjungsari dan Kecamatan Cariu adalah banyaknya kopi hasil petani yang dibawa keluar sehingga ciri khas nama daerah sendiri menjadi hilang. Padahal daerah ini telah menjadi sentra produksi kopi di Kabupaten Bogor.
Camat Sukamakmur Bakri Hasan mengatakan, kendala lainnya adalah wilayahnya memiliki seribu perbukitan. ” Untuk saat ini banyak kopi dari Sukamakmur dibeli dan diproduksi di luar namanya jadi beda, maka dari itu kita edukasi para petani untuk tidak menjual bahan kopi, tetapi menjual produk jadi kopi itu sendiri,” ujarnya kepada Jurnal Bogor, Selasa (07/02/23).
Menurut Bakri, dirinya berkeinginan untuk mendirikan koperasi khusus untuk para petani di wilayah Sukamakmur, agar dapat meminimalisir permasalahan dari petani termasuk dari segi pendanaan.
”Kalo sudah ada koperasi khusus petani kopi, nanti misalnya belum panen tapi tidak punya biaya sehari-hari bisa meminjam dulu ke koperasi sehingga tidak mengganggu ke panen kopi,” ungkapnya.
Seperti diketahui, Kabupaten Bogor menjadi daerah pertama sebagai produsen kopi Robusta terbesar di Jawa Barat. Kopi Robusta dari Bumi Tegar Beriman ini memiliki rasa unik, mutu fisik yang relatif bagus. Berdasarkan data statistik Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bogor menyumbang 40 persen dari total produksi kopi Robusta di Jawa Barat.
Di Kabupaten Bogor sendiri terdapat 6.089 hektare perkebunan rakyat, dengan jumlah petani kopi mencapai 28.935 orang. Khusus Kecamatan Sukamakmur tahun ini akan memanfaatkan potensi kopi di wilayahnya dengan mendorong para petani kopi untuk diadakan pelatihan.
“Perkebunan kopi di Sukamakmur sendiri terletak di enam desa diantaranya, Desa Sukawangi, Wargajaya, Sukmajaya, Sukamulya, Cibadak dan Desa Sukamakmur,” papar Bakri.
Menurutnya, keenam desa ini memiliki potensi untuk menanam kopi, karena wilayahnya berada di ketinggian yang cukup.
Sebelumnya, Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan juga, menargetkan pada tahun 2023 akan meningkatkan produksi kopi Arabika yang saat ini hanya mencapai 5 ton menjadi 20 ton pertahun.
”Produksi penanaman kopi ini kurang lebih di angka 100 hektar, kami bekerja sama dan mendorong para petani dengan perhutani untuk mou penggunaan lahan,” pungkasnya.
** Taufik/Nay