Gunung Putri | Jurnal Bogor
Lagi-lagi dunia pendidikan dicoreng oleh perlakuan oknum tenaga pendidik kepada siswinya. Kali ini terjadi di Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Dimana seorang guru honorer berinisial TS diduga melakukan pelecehan terhadap siswinya, dan kejadian tersebut sudah terjadi selama bertahun-tahun saat TS mengajar di sekolah tersebut.
Hal tersebut turut dibenarkan Kepala Sekolah SMP tersebut. Menurutnya setelah mendapatkan informasi dari beberapa pihak, dirinya langsung melakukan pemanggilan terhadap guru tersebut. Mengingat, dia baru mengetahui informasi baru-baru ini, setelah 10 bulan menjabat sebagai kepala sekolah.
“Saya baru tahu informasinya, dan setelah mendapatkan informasi tersebut saya langsung melakukan tindakan peneguran dan membuat surat pernyataan untuk guru tersebut, ” ujarnya kepada Jurnal Bogor, Rabu (01/02/23).
Walaupun statusnya adalah guru honorer, sambung dia, dirinya tetap menjalankan sesuai prosedur yaitu peneguran dan pernyataan secara tertulis terlebih dahulu. Walaupun informasi yang masuk itu sudah dilakukannya sejak lama kepada siswi, tapi dirinya baru mengetahui kejadian tersebut baru-baru ini.
” Mudah memang untuk memberhentikan guru honorer, tapi kami minta dia (guru) untuk membuat surat pernyataan, jika dalam satu bulan kedepan masih ada pengaduan tentang dia, maka akan saya berhentikan secara tidak hormat,” cetusnya.
Dengan memberikan waktu, sambung dia, bukan berarti memberikan toleransi untuk pelaku pelecehan, karena bahasa pelecehan tingkat anak dan dewasa atau secara hukum itu ada kategorinya.
” Saya sudah tegaskan, jika dia (guru) berani colek-colek siswi lagi akan saya pecat, apalagi anak tingkat SMP itukan sedang dalam masa pertumbuhan reproduksi, sangat sensitif sekali. Pengaduannya adalah memegang atau mencolek di bagian sensitif wanita, dan memang tidak sampai ada yang buka pakaian. Tapi dimata kami hal tersebut sangat tidak pantas dilakukan oleh seorang tenaga pendidik,” paparnya.
Dirinya pun menghimbau kepada seluruh siswa dan siswi, apabila melihat atau mengalami perlakuan tidak senonoh, baik dari teman sendiri maupun guru atau siapapun, untuk berani bicara dan jangan takut untuk menyampaikanya, baik kepada orang tua maupun wali kelas di sekolah.
“Untuk saat ini, dia (guru) hanya kami berikan waktu untuk mengajar saja, yang sebelumnya dia memegang beberapa ekskul di sekolah, karena menurut pengaduan pelecehan atau insiden colek-colek dilakukannya saat mengajar ekskul,” pungkasnya.
“Saya akan bertindak tegas, dan jika dalam waktu satu bulan kedepan masih ada pengaduan, kami akan melakukan pemecatan, dan terkait orang tua yang tidak terima akan tindakannya jika ingin membuat laporan kepada pihak kepolisian kami persilakan,” tegasnya mengakhiri.
** Nay Nur’ain