Ciawi | Jurnal Bogor
Bagi sebagian masyarakat, pensiun adalah akhir dari segalanya, terutama pekerjaan. Namun pensiun bukan berarti menjadi pengangguran baru. Kesibukan di rumah bisa diisi dengan bertanam hidroponik, bahkan bisa mengisi kocek rumah tangga.
Untuk memberikan motivasi kepada calon purnabakti agar dapat bertindak secara cerdas dalam mempersiapkan pensiun Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menggandeng Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi Bogor mengajak pegawai Kemenko Perekonomian yang akan purnabakti beserta keluarga berlatih Kewirausahaan Hidroponik. Dikemas dalam program pensiun tersenyum, pelatihan ini dilaksanakan pada 19 – 22 Desember 2022 di PPMKP Ciawi Bogor.
Selain mendapat bimbingan rohani, peserta yang antusias mengikuti pelatihan mendapatkan pembekalan sharing motivasi kewirausahaan dan kisah sukses dari Hendra Kurnia Harasjid pengelola Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Harmani DKI Jakarta. Dalam pelatihan ini peserta juga diajak langsung ke lokasi usaha hidroponik yang dikelola P4S Seruni di Desa Bojong Murni Ciawi Bogor, untuk praktek bertani dengan sistem hidroponik mulai analisis usaha, persiapan bertanam hingga pasca panen.
Kepala Biro Umum Kemenko Perekonomian Hari Kristijo mengungkapkan program Pensiun Tersenyum yang digagas Bidang SDM Kemenko Perekonomian ini hendaknya dapat mempersiapkan mental, pengetahuan, keterampilan dan pengelolaan keuangan pegawai yang akan memasuki masa pensiun. Sehingga yang bersangkutan siap mental dan tetap berkarya pada saat purna tugas nanti. Kata Hari dengan pelatihan ini, diharapkan pra purnabakti bisa mempersiapkan apa saja yang harus dilakukan agar masa pensiunnya menyenangkan dan dapat menjadi lebih bermakna.
”Masa pensiun bukan akhir segalanya. Masa setelah pensiun bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal, selain lebih mendekatkan diri pada Tuhan juga bisa berwirausaha dan tetap mengabdi dengan kegiatan – kegiatan kemasyarakatan misalnya menjadi ketua RT, RW bahkan bisa menjadi anggota parlemen di daerah (DPRD) atau DPR, ” ucapnya saat membuka pelatihan, Selasa (20/12).
Hari menambahkan, kedepan masyarakat akan lebih peduli terhadap pangan sehat. Sayuran yang dibudidayakan secara hidroponik akan menjadi pilihan, karena minim residu obat kimia berlebihan. Pelatihan Pengembangan Kewirausahaan Hidroponik ini agar pegawai dapat mengetahui berbagai alternatif kegiatan usaha atau bisnis yang dapat dijalani pada masa pensiun, dan termotivasi untuk memiliki usaha/bisnis menuju kemandirian.
”Tidak hanya pertanian, kami juga akan siapkan pembekalan usaha lain seperti bengkel dan lain – lain,” tuturnya.
Sementara kepala PPMKP Yusral Tahir menyampaikan masa purnabakti akan dialami oleh setiap pegawai. Iapun mengajak untuk menyambut masa purnabakti dengan legowo.
”Mari sambut masa purnabakti dengan rasa syukur dan antusias sebagai pintu gerbang untuk memasuki lingkungan yang lebih beragam dan penuh dengan peluang, ” ucap Yusral.
Dalam siaran pers beberapa waktu lalu Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menilai budidaya tanaman menggunakan sistem hidroponik yang kini tengah marak di masyarakat perkotaan perlu didukung lantaran menjadi langkah yang baik dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
“Pertanian perkotaan (urban farming) melalui budidaya tanaman sistem hidroponik selain bisa menambah pendapatan juga mendukung langkah pemerintah dalam rangka ketahanan pangan,” kata Syahrul
Di sisi lain, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menilai, selain mendukung ketahanan pangan, budidaya tanaman sistem hidroponik juga sangat mendukung keberadaan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani).
** Regi/PPMKP