Home News Pengunjung Malasari Menyusut Akibat Buruknya Infrastruktur

Pengunjung Malasari Menyusut Akibat Buruknya Infrastruktur

Ketua Desa Wisata: Pemkab Bogor Kurang Serius Bangun Infrastruktur di Ekowisata Malasari

Nanggung l Jurnal Bogor 

Kondisi jalan sudah lama rusak di lokasi objek wisata Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor terkesan dibiarkan. Padahal menurut Ketua Desa Wisata Malasari Hamdan Duwafy, Malasari  merupakan daerah pariwisata dengan sektor unggulan.

Namun ada persoalan yang mendasar musabab buruknya infrastruktur sehingga berdampak semakin menyusutnya  pengunjung ke Ekowisata Malasari. Meski Desa Malasari terbilang potensial, namun keseriusan Pemkab Bogor minim dalam menata pembangunan  infrastruktur di kawasan Ekowisata Malasari.

Terbukti, seperti  akses menuju Kampung Citalahab, kawasan perkebunan teh, menurut Hamdan terdapat jalan rusak bahkan kerusakan jalan  itu terjadi sudah puluhan tahun. 

“Sudah puluhan tahun jalan itu rusak seperti akses area perkebunan teh menuju Kampung Citalahab.” kata Hamdan Duwafy kepada Jurnal Bogor, Kamis  (15/12).

Hamdan yang lebih  akrab disapa Tole menyebutkan, dari kantor Desa Malasari sepanjang 17 kilometer menuju kampung Citalahab beberapa tahun lalu pernah  dibangun sekitar 5 killometer. Diakuinya pernah dibangun, namun sudah 3 atau 4  tahun ini kondisi jalan kembali rusak berat.

“Hanya  5 kilo yang pernah dibangun,  tetapi akses menuju Kampung Citalahab area perkebunan teh  sepanjang  12 kilometer sudah puluhan tahun tak tersentuh pembangunan. Setahu kami, sudah puluhan tahun akses menuju Kampung Citalahab belum tersentuh pembangunan Pemkab Bogor,” papar Tole.

Tidak sampai disitu, temasuk jalan  lainnya terdapat akses  di Kampung Nyungcung Malasari sepanjang 1700 meter keadaannya cukup memprihatinkan.

Tidak sedikit titik jalan di Malasari  yang rusak dan berlubang. Meski Desa Malasari pernah menyandang Homestay unggulan dari Provinsi Jabar bentuk pengakuan Destinasi wisata.

Malasari juga ada rumah sejarah tahun 1947 Bupati pertama Kabupaten Bogor, namun indikator kurang seriusnya  Pemkab Bogor dalam dalam membangun infrastruktur sehingga pengunjung yang datang kini semakin menyusut.

Respons pemerintah kaitan desa wisata memang ada seperti di setiap tahun digelarnya peningkatan kapasitas dari Disbudpar Kabupaten Bogor bagi warga yang terlibat dipengurusan wisata Malasari.

Tetapi lagi lagi, salah untuk mendukung ekonomi masyarakat ketika kwalitas insfratrukturnya sudah baik.

“Sering ada penelitian dari Eropa tentang pengamatan satwa Owa (Javan Gibbon). Kasawan Desa Malasari memang diddominasi kawasan taman nasional yang setiap tahunnya warga desa menyemarakan warisan dari para pendahulu

Warisan  cagar budaya  tak benda yang terjadi secara turun temurun yakni Seren Taun (sedekah bumi). Pada 2015 Desa Malasari dibentuk menjadi desa wisata, 2017 Malasari menyandang Indonesian  Sustainable tourism award  kategori lingkungan dari Kementerian Pariwisata.

Rahman (45) pengunjung dari Desa Batutulis Nanggung mengatakan seharusnya akses jalan wisata menjadi prioritas pembangunan.

“Akses   wisata Malasari yang merupakan untuk kepentingan umum harusnya jalannya sudah bagus dan banyak dirasakan bagi masyarakat secara luas.” tandasnya 

Sementara jalan rusak dan berlubang di areal wisata menuju Desa Malasari sekitar  sudah  3 tahun tidak diperbaiki Dinas PUPR. Bahkan titik akses menuju Kampung Citalahab areal perkebunan teh sudah puluhan tahun belum tersentuh pembangunan.

** Arip Ekon

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version