Cibinong | Jurnal Bogor
Menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang menggunakan kereta api dengan kecepatan mencapai 350 kilometer per jam, DPR RI apresiasi pembangunan kereta cepat rute Jakarta-Bandung (KCJB).
Anggota DPR RI, Elly Rachmat Yasin mengatakan, adanya proyek infrastruktur yang dilakukan pemerintah tersebut sudah bermanfaat bagi masyarakat.
“Tercipta banyak lapangan kerja. Proses konstruksi infrastruktur kereta cepat telah menyerap tenaga kerja hingga 15 ribuan orang. Pada saat beroperasi nanti, kereta cepat ini juga memerlukan banyak tenaga kerja. Pembangunan di daerah sekitarnya pun akan banyak menyerap tenaga kerja,” ujar Elly kepada Wartawan, kemarin.
Anggota DPR RI dari Fraksi PPP itu menerangkan, pembangunan KCJB dapat menjadi lokomotif perekonomian secara nasional.
“Kami berharap, pembangunan kereta cepat yang diperkirakan selesai Maret 2023 nanti akan mendorong terciptanya titik-titik ekonomi baru sehingga mengangkat dan menggerakkan perekonomian masyarakat di sekitarnya,” terangnya.
Anggota Komisi VI DPR RI itu menambahkan, pembangunan jalur moda transportasi massal baru itu juga akan berdampak terhadap sektor lain.
“Juga akan mendorong sektor pariwisata baru. Akan muncul juga kota-kota baru, seperti di perkebunan Walini Kecamatan Cikalonyang, yang menjadi salah satu stasiun antar jemput penumpang sebagai kota penyangga dan kawasan ekonomi modern,” katanya
Perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua DPC PPP Kabupaten Bogor itu menerangkan, jalur KCJB tersebut pastinya memangkas waktu perjalanan dari Jakarta ke Bandung atau sebaliknta
“Bandung dan sekitarny yang selama ini menyimpan daya tarik wisata, fesyen dan sejarah juga kuliner akan lebih mudah dijangkau oleh pengunjung. Bagi pebisnis, menjangkau Jakarta juga tidak butuh waktu lama. Begitu pun penggemar moda kereta api dapat menikmati sarana transportasi yang ideal dan fleksibel, serta mudah mengaksesnya,” terangnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, bahwa tak sedikit perusahaan plat merah skala nasional yang dapat berkontribusi atas adanya KCJB tersebut.
“Terdapat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni Wijaya Karya sebagai perusahaan konstruksi, PT Perkebunan Nusantara VIII sebagai pemilik mayoritas lahan, Jasa Marga yang berpengalaman mengelola jasa asuransi perjalanan dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang saat ini menjadi pimpinan proyek. Mereka semua berinvestasi, jadi bukan program bantuan, tapi murni bisnis dengan skema B2B (business to business),” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Elly, sektor pertanian juga berpotensi subur atas terbangunnya akses kerata api cepat yang masih dalam pengerjaan.
“Terdapat BUMN yang bergerak di bidang Pangan dan Pertanian. Mereka membentuk holding Pangan atau disebut ID FOOD bergerak dalam bidang lertanian dan agroindustri, peternakan dan perikanan, serta perdagangan dan logistik. Kami mengharapkan kemajuan teknologi dan transportasi di Indonesia, khususnya dengan adanya kereta cepat juga mendorong kemajuan di sektor pertanian,” tandasnya.
** Noverando H