Cileungsi | Jurnal BogorĀ
Lembaga pendidikan tingkat menengah atas dan kejuruan saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sepertinya memang sudah melekat dengan dugaan praktik pungli. Seperti hal yang terjadi di SMKN 1 Cileungsi, dimana orang tua siswa yang anaknya sudah diterima harus mengeluarkan dana sumbangan pendidikan (DSP) mencapai Rp 7 juta untuk keperluan seragam, pembangunan gedung, operasional sekolah dan lain-lain.
Hal tersebut disampaikan GS (45), salah satu orang tua siswa yang anaknya diterima di SMKN 1 Cileungsi pada tahun 2022 mengaku diminta uang sebesar Rp 7 juta oleh pihak sekolah untuk keperluan seragam, pembangunan gedung dan lainnya.
āTahun ini saya diminta oleh sekolah untuk membayar Rp 7 juta untuk keperluan seragam, katanya juga buat uang pembangunan,ā kata dia kepada Jurnal Bogor, Senin (17/10).
GS mengaku kaget dengan besarnya dana yang harus ia keluarkan agar anaknya bisa menempuh pendidikan di SMKN 1 Cileungsi. Padahal, niatnya menyekolahkan anak di sekolah negeri adalah untuk meminimalisasi biaya pendidikan yang mahal.
āTapi ini sekolah negeri juga bayarnya mahal. Padahal semuanya sudah dibayarkan oleh pemerintah,ā keluhnya.
GS yang juga aktivis buruh mengaku sangat keberatan dengan besaran dana yang diminta oleh pihak sekolah. Karena situasi pada saat ini ekonomi sedang sulit dan penghasilan dirinya sebagai buruh juga sangat minim.
āBuat sekarang nilai 7 juta itu sangat besar dan memberatkan. Apalagi kondisi ekonomi saat ini sedang sulit,ā paparnya.
Menanggapi hal itu, Anggota DPRD Jawa Barat, Ricky Kurniawan mengatakan, masyarakat berhak melaporkan adanya pungutan di SMA/SMK negeri yang berada dibawah naungan Dinas Pendidikan Jawa Barat. Karena, seluruh kebutuhan sekolah tingkat menengah sudah difasilitasi oleh Pemprov Jabar sehingga tidak dibolehkan lagi adanya pungutan.
āLaporkan ke penegak hukum atau ke dewan, nanti kita yang proses itu ke Dinas Pendidikan dan Inspektorat,ā jelasnya.
Sementara itu, humas SMKN 1 Cileungsi yang dikonfirmasi terkait hal ini belum mau memberikan penjelasan.
** Taufik / NayĀ