Leuwisadeng | Jurnal Bogor
Sejumlah siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Bogor di Desa Sibanteng, Leuwisadeng, Kabupaten Bogor diberikan materi dan praktik tata cara pemulasaran jenazah. Praktek pemulasaran jenazah ini dibimbing guru fiqih, Ahmad Nasyrudin. Sebelum melaksanakan praktik, para siswa menerima materi teori di kelas dan langsung praktik.
“Diawali dengan jenis jenazahnya itu sendiri, dimana jenisnya jika jenazah itu muslim, muslim yang syahid (dunia, akhirat, ataupun sedang ihram), muslim bayi, ataupun kafir. Jenis jenazah ini berbeda pula cara pengurusannya, Jenazah manusia perlu dihormati dan berhak mendapat perlakuan yang tidak menyakitinya. Diharapkan kita memperlakukan dengan sebagus mungkin,” kata Ahmad Nasrudin kepada wartawan, kemarin.
Sebagai penanganan pertama, kata dia, perlu dilakukan hal-hal terhadap jenazah seperti memejamkan kelopak mata, mengikat rahang, melemaskan persendiannya, melepaskan pakaian yang dikenakan secara berlahan, memindahkan jenazah ke tempat aman dan baik.
Sedangkan syarat memandikan jenazah mulai persiapan, cara memandikan, dan proses memandikan perlu dipahami. Saat mengkafani diperhatikan tata cara mengkafani, baik laki-laki maupun perempuan. Juga tidak ketinggalan persiapan hamparan posisi kain, dan proses mengkafani.
Terkait menshalatkan jenazah secara garis besar ada tiga yang diperhatikan yakni syarat, rukun, dan hal-hal yang disunahkan di dalamnya. Pelepasan jenazah selaku penghantar juga memperhatikan cara dan etika. Untuk menguburkan mulai dari persiapan, cara memasukkan ke liang lahat, menguburkan dan di tutup dengan mendoakan.
“Kami berharap dari praktik pemulasaraan jenazah ini bisa sebagai bekal dalam merawat atau mengurus jenazah di daerahnya masing-masing. Sehingga siswa kita mampu mempraktikan pengurusan jenazah, karena sudah sangat berkurang amil atau orang yang mengurus jenazah di kampung-kampung daerah kita,” tungkasnya.
** Andres