Klapnunggal | Jurnal Bogor
Proyek peningkatan Jalan Klapanunggal – Dayeuh yang dilaksanakan oleh CV. Prima Karya dan PT. Nasuma Putra sebagai Konsultan Pengawas yang memakan anggaran sebesar Rp1,9 miliar mendapat keluhan warga yang menilai pekerjaan asal jadi.
Ahmad (45) warga sekitar mengatakan, pelaksana pekerjaan proyek ini menutup jalan total untuk tidak dilalui dan sudah berlangsung lebih dari 1 pekan penutupan jalan ini dilakukan. Namun dia menyayangkan beton yang belum dilalui kendaraan sudah menimbulkan retakan dan patahan pada jalan tersebut.
“Ini salah satunya, depan pabrik ini malam itu beton digelar paginya sudah tampak retak tengah dan sepanjang jalan ini,” ucap Ahmad sambil menunjuk jalan yang retak.
Menurutnya, kualitas beton saat ini sangat memprihatinkan, dirinya yang juga suka melintasi jalan yang baru dibeton pada tahun 2022 ini tapi sudah banyak sekali keretakannya.
“Ternyata bukan hanya disini, di Bojong Kulur saat saya melintas itu parah juga, retak beton sepanjang jalan dan sudah ada patahan-patahan padahal mutu beton itu setau saya bisa mencapai 10-15 tahun, ini baru seumur jagung sudah rusak dan patah-patah,” keluhnya.
Harusnya, sambung ia, dengan sudah divonisnya Bupati non aktif Ade Yasin, baik BPK maupun inspektorat harus lebih teliti lagi, dalam melakukan pemeriksaan. Kenyataan di lapangan dengan terjeratnya Ade Yasin tidak dijadikan pelajaran oleh para pengusaha karena lemahnya pengawasan dan bisa dibelinya kebijakan.
“Semoga setelah kejadian Bupati Ade Yasin, jadi cambuk juga untuk pengusaha. Disini BPK dan Inspektorat jangan main mata terus dengan para pengusaha. Hingga kerusakan dalam pekerjaan jalan dianggap sebagai kewajaran, black list harus tegas dilakukan sebagai efek jera untuk pengusaha, mengingat jual/beli pekerjaan masih terjadi di Kabupaten Bogor walaupun tidak terendus,” bebernya.
Dia berharap, ada anggota DPRD Kabupaten Bogor yang turun dan sidak ke lokasi Jalan Klapanunggal – Dayeuh. “Sidak dan jika perlu jangan dicairkan uangnya sebelum dibenahi, ini jalan cuma dipoles-poles aja untuk nutupin keretakannya, tidak di graouting. Dewan dapil 2 banyak sekali, miris jika tidak satu orang pun yang datang menengok jalan ini,” pungkasnya kepada Jurnal Bogor, Sabtu (25/09).
Terpisah disampaikan Ali pelaksana CV.Prima Karya jika pihaknya sudah meminta pertanggungjawaban pihak bacingplant Adhimix untuk melakukan grouting dan sedang mempersiapkan alatnya.
“Belum tau kapan, cuma sudah kita komplain dan akan dilakukan perbaikan untuk alat sedang disiapkan,” cetus Ali melalui WhatsApp.
** Nay Nur’ain