Fungsi Pemerintah Dipertanyakan
Sukamakmur | Jurnal BogorĀ
Belum genap sebulan Komisi 1 DPRD Kabupaten Bogor meminta usulannya terkait Perda Kavling Kebun dikeluarkan dari Propemperda, kini di Desa Sukaharja, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor kembali adanya kavling baru dengan nama Arjuna Hills.
Ketua Himpunan Masyarakat Bogor Timur (HMBT) Kecamatan Sukamakmur Culeng menyatakan keprihatinannya atas makin maraknya kavling kebun yang tak berizin dan justru cuma menjadi tontonan Muspika semata. Dimana ada Satpol PP di Kecamatan Sukamakmur, tapi cuma jadi penonton tidak ada tindakan apapun akan kemunculan kavling-kavling baru.
“Mereka berdalih usaha, dan sekarang justeru dianggap sebagai hal biasa, dimana usaha ilegal menjadi tontonan Pemkab Bogor dan Pemcam Sukamakmur,” kesalnya.
Menurutnya, jika Pemkab Bogor serius dalam menangani persoalan kavling bisa saja diselesaikan sejak kemarin. Hanya hal ini tidak adanya keseriusan, baik dari Pemcam Sukamakmur maupun Pemkab Bogor dan saling tunggu, jadi sangat wajar jika regulasi menjadi acak-acakan dan banyak yang diterobos.
āMungkin karena adanya sebuah bekingan. Kavling itukan bukan seperti usaha yang umpet-umpetan, ini terbuka, alat berat masuk melewati beberapa kantor pemerintah. Kok ditonton bukan distop, ini ada apa, mungkin jika terus diabaikan seperti ini Sukamakmur bisa bernasib seperti bencana di Palu atau bahkan di Bojong Koneng yang terjadi baru-baru ini,” ungkapnya kepada Jurnal Bogor, Senin (19/9).
Menurutnya, warga tak lagi bisa bergantung kepada pemilik kebijakan dan aturan yang hanya menunggu hukum alam dan kemarahan sang pencipta, mengingat semakin lama akan semakin berkurangnya pohon untuk resapan air karena dipangkas jadi kavling yang berdalih untuk perkebunan tapi nyatanya untuk dibuat rumah.
“Mungkin kita sudah lelah meminta ketegasan pemerintah, Satpol PP sebagai penegak perdanya pun tak bisa berbuat apa-apa. Tinggal menunggu longsor dan bencana baru lah mereka menyadari, mungkin itu juga, walaupun jika ada bencana yang dijadikan alasan pasti karena intensitas hujan,” cetusnya.
Dia berharap masih ada pemangku kebijakan yang peduli akan keberlangsungan lingkungan, dan masyakayat sekitar. “Jika pun tidak ada yang peduli, tinggal nunggu bencananya aja,” ujarnya.
Terpisah disampaikan Iman (45) warga sekitar, ambat laun keasrian gunung yang ada di Sukamakmur akan tergerus seiring banyaknya pemilik uang yang serakah dan tidak memikirkan lingkungan sekitar.
“Mereka itu tidak tinggal di Sukamakmur, hanya mencari peluang uangnya saja, nanti dampaknya kepada warga jika sudah terjadi bencana, baru pada gercep dan seolah pura-pura tidak tahu dan saling menyalahkan. Itu sudah model lama seperti itu, makanya jangan salahkan warga jika sudah hilang kepercayaan kepada pemerintah yang tidak bisa dengan sigap menyikapi setiap permasalahan, ” ujarnya.
Pasalnya, tidak berizin saja berani terang-terangan apalagi jika diizinkan penyimpangan bakal besar-besaran terjadi. āJadi lucu aja jika pemerintah kalah dengan pengusaha illegal,ā pungkasnya.
** Nay Nur’ain