24.2 C
Bogor
Saturday, November 23, 2024

Buy now

spot_img

Pemkot Cari Investor Trem

JURNAL INSPIRASI – Pemerintah Kota (Pemkot) akan mencari imvestor untuk mewujudkan proyek moda transportasi trem yang membutuhkan biaya sebesar Rp1,2 triliun, yang tak mungkin tercover oleh APBD.

Seperti diketahui, bahwa Pemerintah Kota Bogor melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) terus mematangkan rencana tersebut, karena proyek itu menjadi bagian dalam mengatasi kemacetan yang hingga saat ini belum terpecahkan.

Kepala Bappeda Kota Bogor Rudy Mashudi mengatakan, bahwa rencana proyek moda transportasi terus berjalan dan berbagai tahapannya terus dimatangkan

“Ya, tahap-tahapan terus dimatangkan, sekarang kita mengkosentrasikan terhadap tiga hal pertama aspek regulasi, aspek teknis dan aspek pembiayaan,” kata Rudi, Selasa (6/9).

Untuk regulasi, kata Rudi, terkait dengan aturan pusat, regional maupun aturan di Kota Bogor. Menurut dia, asal semua tahapan telah telah di tempuh, maka pembangunan fisik bisa digarap pada tahun 2026 mendatang.

Namun, kata dia, untuk mewujudkan proyek trem tersebut memerlukan biaya yang cukup fantastis, sekitar Rp1,2 hingga 1,3 Triliun. Dan tidak mungkin mampu dibiayai dari APBD, sehingga harus mencari investor.

“Nah untuk pembiayaan, kita tau bahwa APBD tidak memungkinkan, oleh karena itu, kita harus cari investor. Sebab jika memakai dana pinjaman juga nampaknya skemanya berat, seperti pengembalian dan sebagainnya,” ujarnya.

Untuk mendapatkan profosal pembiayaan yang baik, maka Pemkot Bogor menggandeng PT Indonesia Infrastructure Finance (PT IIF).

“Nanti PT.IIF mendampingi Perumda Transportasi (PT) dalam menyusun proposal pembiayaan dari trem itu sendiri, yang nantinya untuk ditawarkan ke Investor ” tuturnya.

Selain itu, pihaknya juga mengandeng PT KAI karena, memang PT KAI adalah sebuah BUMN yang paling berpengalaman. “Ya, kami juga gandeng PT.KAI untuk membicarakan tahapan termasuk bisnis, karena mereka punya Commuter Line,” tandasnya.

Sebelumnya, Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan bahwa trem merupakan bagian dari penataan transportasi jangka panjang, dengan menggeser angkot ke pinggir kota.

“Untuk pusat kota dilayani Biskita dan trem. Yang kita kerjakan sekarang adalah baru satu koridor. Nantinya ada total empat koridor. Jadi ini trem ini jangka panjang,” ujar Bima.

Untuk merealisasikan trem, sambung dia, harus dilakukan sejak saat ini, sebab kemungkinan moda transportasi itu baru akan rampung dalam lima hingga 15 tahun ke depan.

“Di Jakarta MRT juga dimulai dari Bang Yos. Ini kita mulai sekarang dan kita lakukan akseleraasi. Jadi sekali lagi di masa depan di pusat kota tidak ada angkot lagi. Angkot menjadi ferder kemudian biskita menjadi transporasi utama, akan terus ditambah. Begitu juga trem,” jelasnya.

Kota Bogor sendiri, kata dia, sudah menuntaskan kajian trem, sehingga saat ini mesti fokus kepada pendanaan. “Ya, memang agak berliku karena tidak mengandalkan APBN maupun APBD. Ini pendanaannya ada beberapa model yang insya Allah akan kita jajaki,” tuturnya.

Lebih lanjut, Bima menegaskan bahwa pemkot sudah menjalin kerjasama dengan Perumda Trans Pakuan yang akan bermitra dengan Indonesia Infrastructure Finance (IIF) untuk pendanaan.

“Kamiakan mengekspolor mengelaborasi model pendanaan tadi. Sambil menyempurnakan terus kajian-kajian teknisnya,” tandasnya.** Fredy Kristianto

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles