Jasinga | Jurnal Bogor
Di wilayah perbatasan, Kabupaten Bogor. lebih tepatnya di Kampung Roke, Desa Neglasari, Kecamatan Jasinga. masih terdapat sarana pendidikan yang puluhan tahun belum tersentuh pembangunan maupun perbaikan perawatan.
Pasalnya, gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cikopomayak 02, kondisi saat ini atap bangunan gedung di sekolah itu tampak rapuh bahkan sering bocor, kumuh dan menanti keruntuhannya.
Padahal, pihak sekolah dalam usulan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) kerap kali dilakukan kepada pemerintah terkait. Namun sampai dengan tahun ini masih sebatas masuk dalam data saja, sedang kepastian untuk rehab atau pembangunannya belum juga mendapatkan titik terang kepastian.
Hal itu dibenarkan staf Kasi Pendidikan dan Kesehatan Kecamatan Jasinga, M Toha menyatakan, bahwa kondisi sekolah tersebut 80% tidak layak. Kondisi ketidak layaknya itu didominasi dari bagian atap yang rapuh lantaran bangunan yang menggunakan kayu tersebut sudah belasan tahun.
“Kami sudah melakukan monitoring keseluruhan sekolah dasar yang kurang lebih ada 61 sekolah dasar yang berada di wilayah Kecamatan Jasinga,” ungkapnya, Senin (05/09/22).
Menurut dia, untuk bangunan SDN Cikopomayak 02, pihaknya sudah antisipasi pada kegiatan Musrenbang 2022 bahkan menjadi usulan skala prioritas. “Kami dengan Kasi Pendidikan dan Kesehatan sudah datang langsung ke Dinas Pendidikan khususnya kebagian sarpras, bahwasanya kita sudah sampaikan untuk kondisi bangunan tersebut secara lengkap dengan administrasi dan dokumentasinya,” paparnya.
Lanjut Toha, sehingga data terkait SDN Cikopomayak 02 diakui Toha sudah masuk dalam daftar usulan di Pemerintahan Kabupaten pada bidang terkait yakni Dinas Pendidikan.
“Untuk data di Dinas Pendidikan memang sudah ada dan kita sudah lihat, sudah ada dalam daptar listnya untuk usulan pembangunan. Kita berharap segera terlaksana untuk pembangunan atau rehab gedungnya,” kata dia.
Sementara itu, salah satu guru di sekolah tersebut Abiyudin menjelaskan, untuk kondisi bangunan itu sendiri telah didirikan sekitar tahun 2005, akan tetapi hingga kini belum ada perhatian terkait rehab atau perbaikan gedung sekolah tersebut.
“Dimana kayu-kayu bagian atap banyak yang sudah tidak menempel pada penyangga karena sudah termakan oleh usia sehingga sudah sangat rapuh,” katanya.
Padahal kata dia, pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor sudah pernah mengecek lokasi tersebut pada Febuari 2022 dan datang kembali memantau sehabis lebaran. Namun sampai dengan saat ini kepastian akan harapan direhab atau dibangun kembali masih menjadi mimpi.
“Terkait pengusulan, pihak sekolah mengakui sudah kerap berulang kali mengajukan usulan rehab bangun. Entah itu melalui UPT ataupun langsung ke Dinas Pendidikan Kabupaten,” paparnya.
Sedangkan di sekolah tersebut terdapat 204 siswa belajar yang harus mengisi ruang kelas yang rusak dimana ada 3 ruan belajar 1 ruang kantor dan ruang dapur.
“Miris, setiap kali hujan turun pada jam belajar pihak sekolah harus mengungsikan siswa, sehingga ketika hujan tong-tong sampah pun kerap menjadi alat guna menadah air hujan yang masuk kedalam ruangan,” tukasnya.
** Andres