Gunung Putri | Jurnal Bogor
Peningkatan Jalan Karanggan- Gunung Putri yang berada di Desa Karanggan Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor sudah menimbulkan patahan pada beton yang belum sama sekali dilintasi kendaraan.
Peningkatan jalan yang dikerjakan oleh CV.Fasca yang beralamat di Jl.Raya Cibeureum KM.3 No.12 RT.04 RW.03 Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bandung dan Konsultan Pengawas dari PT.Nasuma Prima dengan memakan anggaran sebesar Rp.2,9 miliar itu menjadi sorotan warga.
Agus (45) warga sekitar mengaku sangat senang dengan adanya pembenahan jalan Karanggan ini mengingat kondisi jalan disini sangat parah, apalagi jika habis diguyur hujan, lubang yang ada di tengah jalan dan tergenang air tidak terlihat oleh pengendara.
“Saya hampir setiap hari melintasi jalan ini, saat ada pembenahan jalan bahagia, akhirnya dibenahi juga. Namun ada hal yang kurang memuaskan di beberapa titik pekerjaan ini, kenapa coran beton yang berusia belum genap sebulan ini sudah ada yang retak sampai kebawah seperti patah,” ujarnya.
Dia mengaku selalu aktif melihat pekerjaan jalan tersebut walau hanya rakyat biasa tapi ingin melihat tata cara kerjanya. “Bagian pertama juga ada yang retak sampe bawah, itu dipoles atau ditutupi oleh pekerja seperti semen putih saya gak tau namanya apa, untuk menyamarkan patahan/retakan beton tersebut,” papar Agus.
Selain itu, kata dia, pada coran beton yang sekarang meskipun belum dilintasi oleh pengendara sudah ada patahan sampai bawah juga . “Udah patah kalo menurut saya harusnya jangan cuma dipoles menghilangkan patahan itu tapi dicor lagi (grouting) supaya patahannya gak lari,” paparnya.
Dia berharap kepada penyedia jasa untuk serius dalam mengerjakan jalan tersebut karena dirinya sebagai warga sangat merindukan jalan yang halus dan mulus. “Harapannya awet gak gampang retak, karena beton kalo retak-retak juga bahaya kepada pengendara jalan,” pungkasnya.
Terpisah disampaikan Yusuf sebagai penyedia jasa CV. Fasca yang mengatakan dia belum mengetahui adanya keretakan beton pada pekerjaannya. “Saya belum bisa menanggapi karena dilapangan belum ada laporan,” ujarnya saat dikonfirmasi via WhatApp, Selasa (30/08/22).
Saat ditanya soal keretakan yang harus di-grouting, dia mengatakan, kalau ada retak rambut dan lain-lain biasa langsung komplain ke batcingplant, dan langsung ditangani. “Benar itu harus di-grouting, makanya takutnya beda persepsi retaknya sampai segimana gitu loh,” pungkasnya.
Pemerhati Pembanguan dan Tataruang Heri KH menjelaskan, keretakan pada beton ada beberapa faktor, mulai dari kekurangan air, tidak adanya lantai kerja atau dari kualitas mutu beton itu sendiri.
“Beton itu idealnya setelah digelar besoknya disiram oleh air, hal itu dilakukan tidak oleh kontraktor, pemasangan plastik harus full, dan adanya lantai kerja yang sangat berpengaruh akan kualitas beton, apalagi jika kondisi jalan awalnya banyak lobang dan rusak parah, beskos yang digelar harus ketemu dengan lantai kerja dulu baru digelar beton,” urainya.
Jika tahapan tersebut sudah dilakukan oleh penyedia jasa, berarti kualitas mutu dari beton itu sendiri yang merupakan pabrikasi batcing plant.
“Tapi biasanya, dari penglihatan saya sangat jarang sekali penyedia jasa melakukan penyiraman air pada beton yang sudah digelar tersebut, itu pun cukup berpengaruh pada kondisi beton dan bisa menimbulkan keretakan,” jelasnya.
Namun, kata dia, untuk beton yang retak rambut atau patah itu masih bisa di-grouting, cuma kebanyakan hanya disilen oleh aspal saja padahal lambat laun itu bisa melebar. “Kalo sudah retak harus segera di-grouting karena memang itu penangananya,” pungkasnya.
** Nay Nur’ain