26.6 C
Bogor
Thursday, April 25, 2024

Buy now

spot_img

Di Kabupaten Bogor Capai 28,6 Persen, Satu dari Tiga Balita di Jabar Berpotensi Stunting


Bogor | Jurnal Bogor

Satu dari tiga anak di bawah usia lima tahun (Balita) di Provinsi Jawa Barat berpotensi mengalami stunting. Tingginya anak Balita di tanah Pasundan ini menjadikan provinsi yang dipimpin Gubernur Ridwan Kamil ini mendapatkan perhatian serius dari pemerintah pusat.

“Penurunan angka stunting ini merupakan program nasional, makanya khusus Jawa Barat mendapatkan perhatian serius agar angka stuntingnya turun,” kata Koordinator Bidang Keluarga Berencana Kesehatan Reproduksi, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat, Pintauli Romangasih Sireger, Minggu (20/08/2022) ditemui, di Cibinong, Kabupaten Bogor, usai sosialisasi penurunan stunting di wilayah khusus.

Di Jawa Barat, kata Pintauli, anak yang berpotensi stunting itu sangat tinggi, termasuk di Kabupaten Bogor, jumlah anak Balita yang berpotensi stunting di Kabupaten Bogor mencapai 28,6 persen.Makanya, program penurunan stunting di wilayah khusus dimasifkan, salah satunya dengan mengedukasi masyarakat utamanya kaum ibu dan remaja putri soal cara mencegah stunting.

“Pencegahan stunting itu harus terpadu dari hulu sampai hilir dengan melibatkan semua elemen, artinya bukan hanya kami (BKKBN), tapi pemerintah daerah dan masyarakat,” ujarnya.

Pintauli menjelaskan, cara mencegah stunting itu bisa dimulai dari hari pertama dimulai kehidupan sampai 1.000 hari kedepan. Maksud dari hari pertama kehidupan itu ketika masih jabang bayi didalam kandungan hingga usia anak berusia dua tahun.

“Caranya, ketika masa kehamilan itu, jabang bayi harus diberi asupan gizi seimbang, karena pada 1.000 hari pertama kehidupan itu yang menentukan masa depan anak baik dari sisi pertumbuhan maupun kecerdasan otak,” terangnya.

Pintauli menegaskan, makanan yang mengandung asupan gizi seimbang itu harganya tidak mahal dan mudah diperoleh dari sekitar tempat tinggal. “Inilah yang terus kita sosialisasikan melalui kader-kader yang sudah kita latih, mereka ini menjadi ujung tombak kami dalam menuntaskan masalah stunting,” kata Pintauli.

Anggota DPR – RI Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Bogor, Anton Sukartono Suratto menjelaskan, stunting itu menjadi masalah nasional, makanya untuk menurunkannya diperlukan kerja keras tak hanya bukan hanya dilakukan pemerintah, tapi semua elemen harus terlibat aktif.

“Indonesia kan menargetkan tahun 2045 memasuki generasi emas. Nah, untuk mencapai target itu, ditentukan dari generasi sekarang. Kader Partai Demokrat di Kabupaten Bogor wajib hukumnya membantu pemerintah mensosialisaikan sekaligus bergerak nyata dalam menurunkan program stunting,”tegasnya.

Sementara itu, seorang ibu asal Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Mutmainnah mengaku senang mengikuti sosialisasi soal stunting. “Jujur saja, saya sebagai masyarakat desa selama ini tidak tahu, kalau kehamilan itu menjadi masa yang menentukan anak yang dilahirkan itu tumbuh sehat dari sisi fisiknya dan memiliki kecerdasan,” ujarnya.

Mutmainnah mengatakan, ilmu yang didapatkan dari sosialisasi dengan menghadirikan narasumber dari BKKBN Provinsi Jawa Barat akan ditularkan kepada ibu-ibu dan remaja-remaja putri di kampungnya. “Mudah-mudahan dengan cara saya menindaklanjuti informasi dari Ibu Pintauli, angka stunting di Kabupaten Bogor turun,” tutupnya.

**m.yusuf

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles