Nanggung l Jurnal Bogor
Puluhan peserta yang tergabung dalam tiga kelompok tani di Desa Nanggung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor mengikuti pelatihan bimbingan teknis (bimtek) pada program ketahanan pangan melalui anggaran dana desa tahun anggaran tahun 2022.
Bimtek yang digelar di gedung sekolah SMA Negeri 1 Nanggung itu menghadirkan narasumber dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bogor, hadir pula Pendamping Desa Nanggung.
Kepala Desa Nanggung Ahmad Sodik mengatakan, dengan adanya bimtek ini, peserta kelompok tani bisa lebih fokus menyerap semua materi yang diberikan narasumber.
“Rata rata keilmuan petani masih otodidak, maka para kelompok tani diberi pemahaman oleh narasumber diantara bagaimana cara mengelola ternak dengan baik. Usai bimtek ini, kami harap para kelompok tani lebih memahami mengenai teori tatacara seputar pertanian, perikanan maupun peternakan sehingga dapat diimplementasikan langsung di masing masing kelompok.” kata Kepala Desa Nanggung Ahmad Sodik kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Menurutnya, bimtek diperlukan seiringnya perkembangan teknologi yang secara ilmiahnya mengalami perubahan. “Mereka (para petani) bertanya sehingga harapan kedepan ketika bicara keluh kesahnya terjawab di bimtek ini,” ujar Kades.
Begitu juga upaya kedepan guna meningkatkan ekonominya, petani bisa mengetahui bagaimana perawatannya. Namun belum menyeluruh semua kelompok tani karena dibatasi dengan anggaran. Sasaran pada program ketahanan pangan yakni perikanan, peternakan dan hortikultura.
Tidak menutup kemungkinan, kata Sodik ada sentuhan palawija yang menyeluruh dengan luasan hamparan di wilayah Desa Nanggung. “Nah, yang mana yang menjadikan sebagai pilot projectnya minimal dalam peningkatan produktivitas. Akan tetapi sentuhan palawija itu akan menjadi orientasi kita juga. Namun yang akan dijalankan pada peningkatan di bidang perikanan peternakan dan hortikultura,” paparnya.
Dari tiga kelompok tani, sebanyak 50 peserta berharmonisasi dengan kelompok tani lainnya. Sebagai pembanding dengan kelompok tani yang ada sekaligus pembenahan agar terintegrasi. “Kesetaraan gender juga kami libatkan untuk membentuk kelompok wanita tani,” imbuhnya.
Salah satu peserta kelompok Tani Jajat Sudrajat merespons digelarnya bimbingan teknis untuk menambah wawasan secara teori di sektor pertanian dan perikanan. Menurut Jajat bimtek diperlukan karena rata-rata petani di Nanggung dalam mengaplikasikan semisal bercocok tanam atau sebagai peternak, pemahamannya masih otodidak. “Dengan Bimtek ini, selain menambah wawasan tentu bisa diimplementasikan melalui praktik langsung,” tukasnya.
** Arip Ekon