Ciawi | Jurnal Bogor
Bencana banjir bandang dan tanah longsor di Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, pada Rabu (22/06) lalu, membuat sejumlah organisasi massa (Ormas) ikut prihatin dan peduli. Itu dibuktikan oleh Pengurus Anak Cabang (PAC) Ormas Pemuda Pancasila (PP) Kecamatan Ciawi, yang mau turun ke jalan untuk penggalangan dana.
Kegiatan yang dipusatkan di seputar lampu merah Gadog itu, merupakan kolaborasi antara pengurus PAC PPÂ dengan ranting-ranting yang ada di Kecamatan Ciawi.
Ketua PP PAC Kecamatan Ciawi, Yuri Stefandiary mengatakan, aksi penggalangan dana akan dilakukan selama satu minggu ke depan untuk membantu meringankan beban korban bencana banjir dan tanah longsor di Desa Cibunian.
Untuk lokasinya, lanjut Yuri, tidak hanya di simpang Gadog saja, tetapi nantinya aksi penggalangan dana juga akan dilakukan di simpang Ciawi dan lokasi-lokasi lainnya.
“Aksi ini murni panggilan kemanusiaan untuk membantu saudara kami yang menjadi korban bencana. Masyarakat banyak yang bersimpati dengan memberikan donasi atau bantuan sesuai kerelaan, keikhlasan dan kemampuannya,” ujarnya kepada wartawan dilokasi aksi, Senin (04/07).
Disisi lain, aksi menggalang donasi untuk korban bencana ini juga, bertujuan menumbuhkan rasa kemanusiaan serta peduli terhadap sesama bagi seluruh anggota PP di wilayah Kecamatan Ciawi.
Yuri pun mengaku prihatin atas musibah yang terjadi di wilayah paling barat Kabupaten Bogor tersebut. “Sebagai manusia kita harus saling peduli. Semoga para korban bencana diberikan ketabahan dan di Kabupaten Bogor pada umumnya, kami doa kan agar tidak lagi terjadi bencana,” ungkapnya.
Yuri memaparkan, bencana merupakan teguran dari sang maha pencipta agar senantiasa menjaga alam dan berserah diri sebagai mahluk ciptaannya.Â
Ia minta agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, segera membangunkan hunian tetap (Huntap) di lokasi yang layak bagi para korban bencana.
“Bencana ini merupakan teguran dan Allah SWT. Sekarang tinggal tindakan terarah dan terukur yang harus segera dilakukan pemerintah daerah bagi para korban. Jangan tambah penderitaan mereka dengan merelokasi sementara ke rumah kontrakan atau sanak saudaranya saja, tapi harus juga segera dibuatkan Huntap di lokasi yang aman,” pintanya.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, mencatat sedikitnya ada 20 kepala keluarga (KK) terdampak dan 52 KK atau sekitar 172 jiwa terpaksa harus mengungsi. Bencana banjir bandang dan longsor itu juga menyebabkan 18 unit rumah rusak berat, 2 unit rusak ringan dan 4 jembatan putus. Hasil laporan visual dari lapangan menunjukkan, tim gabungan harus berupaya melewati lereng sungai yang mengalami longsor untuk mencapai titik lokasi bencana.
BPBD juga menghimbau pemangku kebijakan bersama masyarakat melakukan segala upaya yang merujuk pada mitigasi dan peningkatan kesiapsiagaan, seperti normalisasi sungai serta bersosialisasi ke masyarakat yang tinggal di sekitar lereng untuk lebih meningkatkan kewaspadaan.
** Dede Suhendar Â