JURNAL INSPIRASI – Lapas Kelas IIA Paledang mendapatkan hibah teknologi pengolahan air dari Eropa. Dengan demikian, nantinya warga binaan dapat menikmati air yang tidak hanya bersih yang bisa langsung diminum.
Hibah tersebut didapat usai Lapas menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Beliver Karya Indonesia pada Rabu (15/6).
Kepala Lapas Kelas IIA Bogor Y Waskito mengatakan bahwa ketersediaan air bersih sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kualitas air di lapas.
“Air bersih di Lapas Bogor menjadi kebutuhan yang smpenting dan urgent walaupun sarana sudah ada. Tetapi bila berbicara kualitas mungkin akan lebih baik apa yang dihasilkan oleh PT Beliver Karya Indonesia,” ujar Waskito kepada wartawan.
Menurut dia, pihaknya sangat berterima kasih kepada PT Beliver Karya Indonesia telah memberikan kepercayaan kepada Lapas Paledang menjadi pilot projects di Kanwil Kemenkumham Jawa Barat.
“Kebutuhan air bersig di Lapas Paledang mencapai 1.450 liter air minum per hari dengan asumsi dua liter per orang,” ucapnya.
Ia pun berharap melalui kerjasama ini ketersediaan air minum dapat terpenuhi dengan baik. “Kami berharap bantuan teknologi ini dapat memberikan yang terbaik bagi warga binaan,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Beliver Karya Indonesia Bethania Eden Thenu menjelaskan bahwa perusahaannya sedang melakukan pengembangan di Indonesia. Kendati demikian, sumber daya manusia yang ada sudah berpengalaman 30 tahun dalam proses instalasi pemurnian air di beberapa negara.
“Spanyol, Perancis, Uni Emirat Arab, Maroko dan beberapa negara Afrika. Teknologi ini kita bawa ke Indonesia dan sebagai pilot project di Lapas Paledang dalam bentuk hibah,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa air yang dihasilkan dari teknologi itu tidak hanya bersih tapi juga layak minum sesuai standar WHO, yang punya 56 parameter.
“Kita bisa hasilnya air sebanyak 9.000 liter per hari. Sumber airnya darimana, dari PDAM yang sudah ada dan dari sumur. Air dari sana kan memang sudah bersih, tapi belum layak minum,” ungkapnya.
Ia menuturkan, sebagai pilot project, proses pembangunan akan dilakukan pada 27 Juni 2022 dan diperkirakan selesai serta bisa dipakai pada 30 Agustus 2022. Proses pembangunan diperkirakan menelan waktu satu bulan.
“Tak hanya itu, teknologi ini tersambung langsung ke kamar masing-masing tahanan. Tidak harus ngantri keluar, jadi buka keran tidak hanya dapat air bersih, tapi bisa langsung minum. Intinya ini projek percontohan tidak hanya buat lapas-lapas, tapi lebih luas lagi untuk Indonesia. Tujuannya di masa depan, ya mungkin tidak akan ada lagi air galon,” ungkapnya.** Fredy Kristianto