KH.Badru Tamam: Santri Juga Mampu Bersaing di Era Digital
Gunung Putri | Jurnal Bogor
Pondok pesantren (ponpes) yang dahulunya hanya diminati oleh segelintir orang yang hanya untuk mendalami pengetahuan agama, kini mulai menjadi primadona dan incaran para orang tua untuk mendidik anaknya. Pasalnya, kini pondok pesantren mampu bersaing dengan pendidikan formal pada umumnya.
Seperti yang dibuat KH. Badru Tamam, pria jebolan Pondok Pesantren Gontor tersebut membuat terobosan baru agar ponpes yang sudah didirikan oleh almarhum orang tuanya bisa berkembang pesat dan mampu bersaing di era digital sekarang ini.
“Pesantren Darurahmah ini berdiri sejak tahun 1985 dimana jumlah siswanya mencapai 1000 lebih. Namun saat itu para “santri kalong” yang hanya belajar mengaji dan pulang ke rumah,” jelas KH.Badru Tamam kepada Jurnal Bogor di kediamannya, Senin (6/6).
Namun, kata dia, dengan bekal ilmu yang dibawanya dari hasil mondok di Ponpes Gontor membuat dirinya memberanikan diri untuk mengubah sistem dan manajemen yang ada di Ponpes Darurahmah atas seizin almarhum ayahnya yang merupakan pendiri pondok pesantren tersebut.
” Hingga akhirnya terjadilah perubahan tahun 2000 dimana Ponpes Darrurahmah ini menjadi Pondok Pesantren Terpadu YAPIDA Darrurahmah dengan membalut pendidikan formal dan keagamaan di dalamnya,” papar KH. Badru Tamam.
Lebih lanjut ia menjelaskan, dampaknya dari perubahan sistem yang dibuat pada tahun 2000 tersebut membuat bubar jalan santri dan pengajar sehingga dari awal jumlah santri yang mencapai lebih dari 1000 hanya menyisakan 100 orang saja. Namun atas dukungan dan keyakinan dia dan orang tuanya membuat optimis bahwa ponpes YAPIDA ini akan maju dan berkembang serta bisa menghasilkan santri yang mampu bersaing di era digital.
” Saya hanya ingin santri saya ini tidak hanya pandai mengaji, namun nantinya mampu menguasai keahlian lain dan mampu bersaing bersama dengan perkembangan zaman yang ada saat ini , yang pasti saya ingin para santriawan dan santriawati saya ini menjadi anak yang sholeh dan sholehan karena jika sudah sholeh dan sholehan semua sudah ada dalam genggamannya ” tuturnya.
Untuk itu, lanjutnya, dari hasil perjuangan dan doa orang tua kini YAPIDA memiliki jumlah siswa mencapai 800 anak dengan jenjang pendidikan SMP dan SMA yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan dan saat ini juga sedang membangun kembali 5 lantai untuk ruangan santri dan masjid khusus santri agar tetap dalam pengawasan ponpes.
“Untuk mendaftar di Ponpes Terpadu YAPIDA Darrurahmah sendiri di tahun ajaran 2021 cukup membayar uang pendaftaran sebesar Rp.10.000.000 itu sudah all in, seragam dan tempat tidur dan untuk biaya bulan santri sebesar Rp1.000.000 itu sudah listrik dan makan santri,” jelasnya.
Maka dari itu, kata dia , untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas santri pihaknya berencana akan membangun kolam renang , menyediakan biliar, pacuan kuda, memanah dan untuk menambah ekstrakurikuler santri dan pengembangan bakat. Semoga semuanya bisa terwujud dan santri nyaman untuk mengenyam pendidikan di Ponpes Terpadu YAPIDA Darrurahmah.
“Untuk metode pembelajaran sendiri, kami membuat 3 kurikulum pembelajaran yakni umum, salafi dan kurikulum Gontor yang saya adopsi saat saya mondok dan saya aplikasikan disini , dan nanti pun kami berencana akan memfasilitasi santri untuk bermain game. Namun hanya santri yang IPK-nya diatas 7 yang bisa menikmati fasilitas dan waktu main game tersebut. Jadi meraka akan terpacu nantinya untuk belajar lebih giat agar mencapai IPK rata – rata untuk menikmati fasilitas game yang kami sediakan. Harapan saya santri saya mampu bersaing dengan dunia di era digitalisasi ini tanpa menghilangkan norma- norma agama dan adab,” pungkasnya.
** Nay Nur’ain