JURNAL INSPIRASI – Belum adanya penanganan perbaikan dari Unit Pelaksana Teknis Jalan dan Jembatan Kelas A Wilayah III pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), membuat volume kerusakan Jalan Cikereteg, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, semakin meluas.
Kamaludin, ojek Pasar Cikereteg, Desa Ciderum Kecamatan Caringin mengatakan, rusaknya jalan ini akibat tidak ada drainase atau saluran air. Ditambah, cuaca hujan yang kerap terjadi setiap hari, membuat aspal jalan terbawa air. “Tadinya jalan ini hany rusak sedikit. Karena musim hujan akhirnya kerusakan jalan semakin parah,” ungkapnya kepada wartawan.
Menurutnya, kondisi jalan rusak menjadi salah satu faktor terjadinya kemacetan arus lalu lintas. Sebab, jalan yang rusak ini menjadi akses utama para pengunjung berwisata alam ke wilayah Desa Pancawati.
BACA JUGA 18 Pabrik Danone-AQUA Raih Sertifikasi dan Penghargaan Industri Hijau 2021
“Apalagi kalau masuk hari libur, mulai dari hari Jumat hingga Minggu antrean kendaraan sudah panjang hingga ke Jalan Raya Sukabumi-Ciawi,” ujar Kamaludin.
Kamaludin pun mempertanyakan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dalam hal ini dinas terkait yang sampai sekarang belum juga melakukan perbaikan. “Ini jalan menuju kawasan wisata, harusnya menjadi skala prioritas pembangunan. Bukan dibiarkan rusak seperti ini,” tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Jalan dan Jembatan Kelas A Wilayah III, Rizki Akbar didampingi para pengawas jalan, berjalan kaki menyusuri ruas Jalan Cikereteg untuk mengetahui pangkal dari permasalahan kerusakan.
Rizki Akbar mengungkapkan, setelah melihat secara langsung ke lokasi ruas Jalan Cikereteg, kerusakan jalan ini akibat kondisi drainase yang ditutup para pemilik bangunan. “Kalau drainase nya sih ada, tapi sudah tertutup bangunan. Tidak tahu apa masih berfungsi atau sudah tertutup beton,” paparnya sambil menunjuk ke beton drainase dekat Masjid Cikereteg, Rabu (10/11).
BACA JUGA Kopdar Jabar, Ridwan Kamil: Kita Hijaukan Lagi Lahan Kritis
Melihat kondisi drainase seperti itu, lanjut Rizki Akbar, cepatnya kondisi jalan rusak dinilai wajar. Sebab, keberadaan drainase jalan sudah tertutup semua bangunan yang ada disepanjang jalur ini. “Jadi keberadaan drainase jalan adanya dibelakang plafon atap bangunan. Begitu hujan, air dari plafon atap bangunan ruko-ruko ini langsung ke jalan bukan ke drainase,” jelasnya.
Kepala UPT Jalan dan Jembatan yang juga menjadi Ketua Cabang Olahraga Golf di Kabupaten Bogor itu mengaku, penanganan kerusakan jalan di ruas ini, tidak bisa dilaksanakan dengan cara pemeliharaan. “Yang ada uang pemeliharaan di kami, habis untuk memperbaiki jalan disini,” tegasnya.
Rizki Akbar menegaskan, pihaknya akan mengajukan perbaikan jalan ini untuk dimasukan kedalam proyek tahun anggaran 2022. Didalam perencanaan proyek nanti, sambungnya, pembangunan jalan ini tidak menggunakan aspal, melainkan betonisasi.
“Biar tidak cepat rusak, harus dibeton. Mudah-mudahan ada anggarannya dan bisa terealisasi tahun 2022. Saya juga minta dukungan dari masyarakat disini untuk saling menjaga dan merawat jalan,” tukasnya.
**dede suhendar