32.6 C
Bogor
Wednesday, November 27, 2024

Buy now

spot_img

Telur tak Layak Konsumsi Diperjualbelikan di Pasar Leuwiliang

JURNAL INSPIRASI – Penjualan telur matang tidak layak konsumsi terjadi di Pasar Leuwiliang. Salah seorang  warga Leuwiliang, Ucok mengaku telah membeli telur di Pasar Leuwiliang dan ia kaget telur yang ia beli dengan harga murah kondisinya tidak layak dikonsumsi bahkan tercium bau tidak sedap.

“Saya coba beli 10 ribu dapat 15 butir telur kondisinya kurang baik dan sedikit bau,” tuturnya, Rabu (20/10/2021).

Padahal larangan menjual telur HE (hatched egg) diatur dalam Permentan Nomor 32/ Permentan/ PK.230/2017 diatur tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi.

Menurut S, salah satu pedagang telur di Pasar Leuwiliang mengaku menjual kategori harga telur tergantung ukuran, jika yang berukuran kecil dihargai 700 Rupiah per butir, jika yang berukuran besar kisaran 900 rupiah.

“Kalau untuk yang kecil 700, kalau yang besar 900 per butir,” ujarnya.

Ia pun mengatakan, telur tersebut ia dapatkan dari distributor yang masih berada di wilayah Kecamatan Cibungbulang. “Iya dapetnya dari wilayah Cibungbulang, soalnya kita langsung dikirim ke sini,” bebernya.

Sementara itu, mantan pekerja pabrik telur matang Asep (bukan nama sebenarnya) menjelaskan adanya telur matang tersebut di Pasar Leuwiliang. “Mereka mendistribusikan telur tersebut jam 2 malam kepada para pedang menggunakan mobil bak terbuka. Jam 2 malam turun barangnya, pengolahan telur juga berada di perkampungan,” ungkapnya.

Ia pun mengetahui bahwa telur tersebut tidak layak dikonsumsi oleh manusia, sehingga ia pun enggan mengonsumsi telur tersebut. “Iya warga sekitar juga tau itu tempat pusat telur, seluruh warga juga tau itu telur calang (telur busuk). Jadi sebelum direbus disortir terlebih dahulu menggunakan lampu agar telur terlihat dalamnya sudah menjadi benih ayam atau belum,” jelasnya.

Menurutnya, pihak pengusaha telur mendapatkan telur tersebut ada di beberapa lokasi seperti di Serang-Banten, Ciawi dan juga Ciomas, Kabupaten Bogor. “Namun yang berada di lokasi Bogor sudah tidak produksi karena bangkrut, sekarang ngambilnya di Banten,” pungkasnya. 

**cepikurniawan 

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles