Bogor | Jurnal Inspirasi
Ditengah pandemi Covid-19 yang masih melanda tanah air hingga berdampak terhadap perekonomian yang terbilang sulit, namun tampaknya hal itu tidak menyurutkan semangat Micky Mulyadi, warga Kota Bogor di Jalan Tambakang No. A9, RT 04, RW 09, Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor untuk terus berkreativitas lewat inovasi karyanya yang anyar.
Micky Mulyadi merupakan seorang pengrajin ukiran dari pohon bambu yang masa pandemi saat ini terus bertahan. Micky sendiri sudah 7 tahun bergelut dikerajinan tangan, bahkan banyak karyanya yang terbuat dari bambu beraneka miniatur bernilai ekonomi yang ia pasarkan tidak hanya di berbagai wilayah di tanah air namun mancanegara juga.
“Sudah bermacam-macam miniatur yang sudah dibuat mulai dari tembler sampai tempat minum yang saat ini di export ke beberapa negara salah satunya Jerman, Amerika, Australia, dan di berapa daerah seperti Lombok, Bali, Jogjakarta, NTB, Irianjaya, Jakarta hingga Bandung dan hasil karyanya pun ternyata sangat diminati banyak orang hingga banyak orang memesan untuk order,” kata Micky Mulyadi.
Micky mengatakan, usahanya itu berawal hobi pribadinya yang dikerjakan di rumah. Karena pesanan mulai banyak, biar lebih fokus dalam bekerja dia membuka saung sebagai tempat bekerja sekaligus sebagai galeri untuk memajang hasil karya
“Ya dari hobi inilah hingga menjadi sebuah karya yang sangat bernilai ekonomi, bahkan dikenal hingga ke berbagai daerah dan ke mancanegara, tapi omset saat ini sangat menurun semenjak virus corona tapi tetap dilikmati aja karena berkarya bisa terus mengali potensi lebih menambah inspirasi baru, ” tambah Micky.
Micky juga mengatakan bahwa saat ini mulai meningkat jumlah pesanan karya seni bambunya tersebut. “Ya sekarang ini tidak hanya aneka miniatur kapal yang bisa dibuat, pesanan lain pun mampu saya buat seperti, miniatur rumah, gedung, gantungan kunci, suvenir, alat musik, sedotan, hingga lukisan 3D dari bambu,” ujar Micky.
Lebih lanjut Micky mengatakan, potensi bambu ini sangat banyak manfaat yang bisa dikembangkan. “Masyarakat ataupun para penggiat bambu bisa terus berkarya hingga dapat bermanfaat untuk perekonomian yang baik, dan berharap semoga pandemi covid-19 berlalu sehingga roda perekonomian berjalan normal,” pungkasnya.
** Cepi Kurniawan