Pamijahan | Jurnal Inspirasi
Memperingati kemerdekaan RI yang ke-76 menjadi momentum penting untuk merenung atau refleksi akan sejarah panjang perjuangan para pendiri bangsa dalam upaya merebut kemerdekaan dari para penjajah.
Dalam momentum ini, BMI Kabupaten Bogor bersama Forum Silaturahmi Pemuda Desa Pasarean (FORSIPA) dan Rumah Santri menggagas rangkaian kegiatan Napak Tilas sekaligus ziarah ke makam pahlawan asal Pasarean yakni KH. Soleh Iskandar dan Bedah Buku “Seteru 1 Guru” serta ngaliwet Kemerdekaan, Senin (16/08/20).
Ketua FORSIPA menuturkan kegiatan tersebut bertujuan untuk mengingatkan kepada generasi muda akan perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan. “Kegiatan ini selain kami mendoakan para pahlawan telah gugur dengan melakukan ziarah, juga untuk mengingatkan kembali perjuangan dan pengorbanan para pahlawan kepada generasi muda,” tutur Heri Gunawan
Ia menambahkan, bahwa di tanah Pasarean banyak terlahir pahlawan yang vokal dalam melawan para penjajah, diantaranya ada K.H Abdul Hamid yang namanya diabadikan sepanjang jalan Cemplang sampai Parabakti, dan K.H Sholeh Iskandar yang namanya diabadikan di jalan baru Kota Bogor.
“Saya berharap semoga semangat perjuangan dan pengorbanan orang tua kita tersebut bisa memberikan motivasi kepada generasi muda untuk senantiasa bergerak dan berbuat dalam mengisi kemerdekaan ini,” tambah Bo’eng, sapaan akrabnya.
Pada kesempatan yang sama Ketua BMI Kabupaten Bogor Ruhiyat Sujana memberikan pesan singkat di momentum kemerdekaan. “Kemerdekaan adalah anugerah terindah yang Allah berikan kepada kita sehingga sudah sepatutnya kita sebagai anak bangsa mensyukurinya dengan menanamkan kembali semangat nasionalisme dan patriotisme serta menanamkan semangat melanjutkan perjuangan para pahlawan kemerdekaan,” ujarnya.
Iapun menambahkan, kita punya sejarah panjang perlawanan terhadap penjajahan dimana disini banyak terlahir para pejuang kemerdekaan. “Kemerdekaan adalah kenangan yang tidak boleh dilupakan. Semangat menebar kebaikan dan semangat merawat persatuan adalah cara sederhana mengisi kemerdekaan. Jangan pernah bosan untuk berbuat kebaikan dan berpesan tentang kebaikan,” tambah Kang RS, sapaan akrabnya.
Selanjutnya ketua Rumah Santri ustad Dede Lutfhi Afifi menyampaikan semangat persatuan adalah kunci para pendahulu kita dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia. “Persatuan adalah kunci dalam merebut kemerdekaan, oleh karena perbedaan jangan sampai perbedaan ini menjadi perpecahan, mari kita bersatu kita lanjutkan cita-cita para pendahulu kita,” pungkasnya.
** Cepi Kurniawan