Bogor | Jurnal Inspirasi
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dan Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi menyambangi Balai Kota Bogor untuk membahas terkait kebijakan lalu lintas. Termasuk evaluasi penyekatan – penyekatan dan sistem Ganjil – Genap (Gage) yang diterapkan di Kota Bogor. Menurut Wali Kota Bogor, Bima Arya kedua menteri mengapresiasi kebijakan tersebut karena dinilai efektif dan efisien.
“Karena penyekatan kemarin membutuhkan energi yang besar juga tingkat keterpaparan yang tinggi di antara para petugas. Tapi bukan berarti penyekatan ditinggalkan. Ditambah dengan sistem Ganjil Genap yang diapresiasi Pak Menhub dan Pak Menko, mungkin akan juga dijalankan di kota – kota lain,” urai Bima Arya usai kegiatan penyerahan bantuan sosial kepada pengemudi transportasi di Balai Kota Bogor, Minggu (25/7).
Meski begitu, kebijakan Ganjil Genap ini bukan berarti akan diterapkan di hari – hari biasa setelah masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berakhir. Kebijakan ini akan kembali dievaluasi Forkopimda. “Nanti akan kita putuskan apakah hari biasa berlanjut atau tidak. Sepertinya PPKM seperti yang disampaikan bapak Presiden, ke depan akan menyesuaikan dengan levelnya,” sahut Bima Arya.
Dengan maksud, masih kata Bima Arya, bagi yang indikator penularan Covid-19 di daerah membaik, maka bisa turun ke level 3 atau 2. Jika tidak, maka statusnya masih berada di level 4. “Tapi level 4 pun ada relaksasi saya lihat. Relaksasi dalam hal misalnya aktivitas ekonomi di pasar dan rumah makan. Tapi detailnya masih kita tunggu,” jelasnya.
Seperti diketahui pada akhir pekan ini, dari data yang ada, sejak Jumat (23/7) hingga Minggu (25/7) ada ribuan kendaraan yang terpaksa diputar balik. Tercatat, ada total 7.921 kendaraan roda empat dan 13.828 kendaraan roda dua yang diputarbalikkan.
** Fredy Kristianto