25.6 C
Bogor
Friday, May 3, 2024

Buy now

spot_img

Ngeri, ‘Cagar Budaya’ Dirobohkan, Crane pun Tumbang

Bogor | Jurnal Inspirasi

Alat berat jenis Crane mengalami kecelakaan dengan posisi terbalik di salahsatu lokasi Proyek pembangunan Double Track di Kelurahan Lawanggintung tepatnya di Buni Asih (Gonggo_red) Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Crane tersebut ambruk ketika mengangkat untuk memindahkan jembatan rel lama yang diketahui dibangun pada jaman Kolonial Belanda.

Warga setempat Arif Rusmana, 39 tahun, mengatakan kejadian crane rubuh itu sore hari sekira pukul 16.30. Arief menyebut kecelakaan kerja tersebut tidak saja karena kelalaian secara lahiriyah, namun juga syarat dengan hal mistis.

“Itu dibuat jaman Belanda, udah ratusan tahun. Belum lagi di sekitar kejadian itu ada Benda Cagar Budaya peninggalan Pajajaran. Kalau menurut saya keganggu itu penunggunya,” kata Arif kepada media, Minggu (6/6/2021).

Arif mengatakan selama proses pengerjaan pembangunan jalur kereta ganda Bogor-Sukabumi di wilayah Batu Tulis, sudah ada empat jembatan peninggalan Belanda yang di angkat. Bahkan, di area sekitar masih ada rumah peninggalan penjajah Indonesia yang dulu sempat di beli oleh Gubernur Papua.

“Rumah itu angker, bahkan sosok noni (wanita muda Belanda) suka terlihat kalau malam,” ucap Arif.

Sebelum kejadian ambruknya crane berwarna merah itu, Arif mengatakan ada satu rumah tua yang letaknya persis di depan stasiun Batutulis yang hendak diratakan. Namun anehnya, menurut Arif, saat hendak dihancurkan alat berat yang akan digunakan tidak mau berfungsi sama sekali.

“Sekitar sini banyak mistisnya, waktu kejadian puting beliung juga itu kan karena sumur tujuh peninggalan Pajajaran mau di ratakan. Penunggunya ngamuk,” ucap Arif.

Diantara benda cagar budaya yang ada di sekitar lokasi Proyek Batu Tulis, Arif menyebut ada Sumur Tujuh, Bungker Pejuang Kemerdekaan, Taman Bunga Siliwangi, Istana Batu Tulis, Sumber Air Kejayaan dan lain sebagainya.

“Kalau kata orang tua dulu, di sekitar sini jangan sompral (sembarangan berbuat atau berkata) harus ijin atau permisi-permisi dulu,” kata Arif.

Teguh Agung Nugraha, Humas PT. Nindya Karya selalu kontraktor pelaksana pembangunan proyek double track itu mengatakan pascaambruknya crane itu, belum bisa memberikan keterangan detail penyebab ambruknya crane. “Saat ini kami masih belum bisa kasih statement apapun karena team kami masih investigasi dan mendalami. Kalau sudah ada hasil akan diinfo lebih lanjut,” kata Teguh saat dikonfirmasi.

** Handy Mehonk

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles