Camat Sebut tak Ada Pemotongan BST
Bogor | Jurnal Inspirasi
Kasus dugaan pemotongan Bantuan Sosial Tunai (BST) di RW 04, Kampung Tarikolot, Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, oleh oknum pengurus lingkungan belum juga menemui titik temu.
Camat Bogor Utara, Marse Hendra Saputra mengatakan bahwa pihaknya akan kembali melakukan rapat dengar pendapat dengan warga. Sebab, berdasarkan informasi yang diterima, penerima BST menyerahkan secara langsung uang yang jumlahnya variatif, antara Rp10 ribu, Rp20 ribu dan Rp50 ribu.
“Dan saat ditanya oleh kami, bagaimana bila tidak memberi. Jawaban tidak apa-apa. Ini jadi semacam ucapan terima kasih. Sebab, kalau pemotongan, sebelum diterima sudah dipotong. Kalau ini penerima yang menyerahkan langsung ke rumah, tanpa diminta,” jelasnya.
Marse menuturkan bahwa pihaknya telah memanggil sembilan orang warga yang membuat surat pernyataan mengenai adanya dugaan pemotongan bansos. Hasilnya, hanya lima orang yang merupakan penerima bantuan.
“Namun, bukan semua BST. Ada yang PKH dan UMKM. Termasuk isu mengenai potongan Rp200 ribu terkait bantuan UMKM, itu hanya Rp100 ribu, dan pemberian itu tak diminta melainkan memberi saja. Tak ada yang masuk ke kelurahan,” katanya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Pemuda Tarikolot, Sanusi mengatakan bahwa pihaknya menolak surat berita acara yang disodorkan kelurahan mengenai kasus tersebut. Hal itu lantaran adanya ketidak sesuaian dengan hasil berita acara di kelurahan pada akhir pekan lalu.
“Kami tidak mau tanda tangan karna di isi surat tersebut warga memberikan ucapan tanda tetimakasih, sudah jelas ini bukan kasus sekali dua kali terjadi di wilayah,” katanya.
Pria yang akrab disapa Ajo ini menegaskan bahwa apabila pemerintah ingin menuntaskan permasalahan itu, pengurus RW mesti dikonfrontir langsung dengan warga.
“Kami meminta agar pemerintah merevisi kalimat “warga memberikan ucapan terimakasih. Kami pertanyakan berita acaranya siapa yang membuat berita acara ini,” tukasnya.
** Fredy Kristianto