Home Ceremony Puasa Sarana Detoksifikasi Diri

Puasa Sarana Detoksifikasi Diri

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam (SAW) telah mengingatkan umatnya agar puasa bukan hanya menahan lapar dan haus saja. Dikutip dari tulisan Dr H Jazilul Fawaid SQ MA, ada sebagian orang berpuasa namun hanya mendapat lapar dan haus karena salah metode berpuasanya.

Puasa juga bisa menjadi obat penyakit jiwa seperti perasaan sombong, tamak, rakus, iri hati, suka marah atau emosi yang sering terganggu. Dengan berpuasa kita dapat meninggalkan keinginan atau menahan diri (imsak) untuk tidak makan, minum dan berhubungan seksual.

Jika sebelum Ramadhan kita bisa melakukan semuanya maka ketika Ramadhan, orang Islam diwajibkan untuk menahan diri. Ada yang mengatakan bahwa puasa itu alat pengendalian diri terbaik.

Cara membebaskan diri dari semua tekanan adalah dengan berpuasa. Bahkan, tidak hanya orang Islam yang mengakui itu, namun orang non muslim pun mengakui dan melakukannya.

Seperti yang dilakukan Mahatma Gandhi yang juga melakukan ritual puasa. Ritual berpuasa sudah diajarkan sejak zaman Nabi Adam sampai Rasulullah Muhammad SAW. Nabi Adam AS melakukan puasa setiap Jumat.

Sementara Nabi Daud sehari puasa sehari tidak. Ada puasa seperti Nabi Yunus yakni ketika berada di dalam perut ikan. Sementara Nabi Yusuf setelah diangkat menjadi menteri perbandaran negara selalu berpuasa dengan tujuan agar merasakan lapar atau sengsaranya orang miskin.

Puasa dapat juga menjadi sarana untuk menyucikan diri dan meninggikan spiritual. Kalau kita lihat puasa dari Nabi yang satu ke Nabi yang lain sampai ke Rasulullah, aturan-aturannya ataupun sunah-sunahnya, intinya adalah menahan diri.

Puasa yang seperti kita lakukan dalam pengertian puasa Ramadan yang diwajibkan itu adalah imsak, menahan diri untuk tidak makan, minum, dan hubungan seksual dari terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari.

Tidak hanya di dalam Islam, di tradisi Indonesia, pada zaman Kerajaan Majapahit, Patih Gadjah Mada juga berpuasa atau menahan diri dengan tidak akan makan enak sebelum Nusantara bersatu atau yang dikenal dengan istilah Sumpah Palapa.

Dalam kehidupan ini, kita akan selalu dihadapkan pada berbagai persoalan. Maka, cara atau metode dalam Islam agar bisa terhindar dan keluar dari masalah adalah dengan bersabar dan sholat. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 45, Allah memerintahkan untuk menjadikan sabar dan salat sebagai penolong. “Wastainu bisshobri wassholah”. Hendaklah kamu bersabar.

Yang dimaksud dengan sabar itu menahan dan cara untuk menahan dan mengendalikan diri yang efektif adalah puasa. Pasangan suami istri kok suka bertengkar di rumah maka berpuasalah. Di dunia modern, cara ini memang kurang populer.

Banyak anak muda zaman sekarang yang kerap kali mencari pelampiasan untuk menghilangkan stres atau keluar dari masalah dengan cara pergi ke diskotek dan lainnya. Justru dengan mengikuti semua keinginannya itu dia malah menemukan kebuntuan makanya puasa itu sebenarnya mengkontrol keinginan.

Karena itu, metode yang diajarkan dalam Islam yaitu dengan puasa dan salat. Sekilas, memang berpuasa itu seolah memang menyakiti diri karena ada beberapa larangan, tapi sebenarnya ada manfaat yang luar biasa yaitu untuk menguatkan diri.

Puasa adalah menahan diri untuk menikmati. Orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kenikmatan yakni kenikmatan ketika berbuka dan kenikmatan ketika bertemu dengan Allah nanti di akhirat.

**

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version