31.4 C
Bogor
Friday, April 26, 2024

Buy now

spot_img

Warga Kelurahan Sukasari Buat Ide Kreatif Budidaya Magot Saat Pandemi

Bogor | Jurnal Inspirasi

Sendi perekonomian masyarakat yang lesu akibat pandemi Covid-19, tak membuat lumpuh masyarakat Kelurahan Sukasari RT 07 RW 03, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor. Warga membuat kegiatan kreatif budidaya magot untuk mengurangi debit sampah yang terbuang ke TPS.

Menurut Dadang selaku penggiat sekaligus ketua RW menjelaskan, ‘’Awal mulanya memang saya hobi penggiat lingkungan, kemudian pengurus di wilayah sekitar saya edukasi bagaimana cara penerapannya,’’ ujarnya kepada Jurnal Bogor.

‘’Saya juga membuka bank sampah, saat itu saya hanya menerima sampah organik ternyata di satu sisi sampah organik dan non organik lebih banyak yang organik, akhirnya saya inisiatif saya belajar dari kompos dulu kemudian bekasnya dijadikan pupuk magot untuk pakan ikan dan pakan ayam,’’ tambahnya.

Saat ini, kandang budidaya magot BSF (Black Soldier Fly) yang dibangun setelah 7 bulan di Kelurahan Sukasari mampu menampung 100 kg sampah per hari. Setiap pagi ada pengelola sampah kemudian dikumpulkan di ketua RT setempat, dan setiap RT bisa menampung 50 kg per harinya.

 ‘’Kenapa saya tertarik budidaya magot ini karna saya pikir budidaya magot ini ada nilai ekonomis dan bisa dijual ke para petani mulai dari harga 5 ribu sampai 7 ribu per kilo,’’ ujar Dadang.

‘’Selain itu kegunaannya untuk makan burung, ikan dan ayam. Terutama ikan dan ayam, banyak para peternak yang datang kesini,’’ tambahnya.

Program tersebut merupakan ikhtiar dalam meningkatkan ekonomi masyarakat akibat pandemi dan untuk membuat menarik dibuatlah inovasi baru yaitu magotnya di oven dan menjadi magot kering.

‘’Rencana kedepannya saya ingin mengembangkan budidaya lebih besar dan ingin merekrut anak – anak muda. Intinya ingin menyerap tenaga kerja di wilayah. Untuk saat ini per minggunya 50 kg magot yang dihasilkan, saya ingin siklusnya supaya cepat terkhusus dari tenaga kerjanya. Dan saya pun ingin mengubah image masyarakat terhadap sampah itu kotor dan bau, memang benar tapi dengan kita kelola ternyata ada hasilnya dari sampah itu,’’ ungkap Dadang.

**Ajeng, Naning, Mutia [MG/UIK-jb]

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles