Home News Penyuluh BPP Pucuk Berkolaborasi dengan Sekolah Lapang IPDMI dan Kostratani

Penyuluh BPP Pucuk Berkolaborasi dengan Sekolah Lapang IPDMI dan Kostratani

Malang | Jurnal Inspirasi

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menyatakan bahwa sekolah lapang (SL) dari IPDMIP akan mendorong petani menjadi lebih mandiri, karena tujuan utamanya membangun kemandirian petani dalam pengelolaan proses pembelajaran dari oleh dan untuk petani. “SL IPDMIP akan memberikan banyak pengetahuan untuk petani. Ambil dan serap pengetahuan tersebut dan terapkan di lapangan, sehingga produksi pertanian bisa berjalan maksimal,” kata Mentan Syahrul.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyambut baik kegiatan SL oleh IPDMIP yang disusun mengacu siklus musim penghujan dan musim kemarau berkolaborasi dengan BPP Kostratani Pucuk, Kabupaten Lamongan, dengan materi pembelajaran SL secara partisipatif antara pemandu dan petani penerima manfaat proyek. Cakupan materinya relevan dalam satu siklus budidaya padi, mulai persiapan tanam hingga pasca panen, termasuk aspek teknis pembiayaan pengelolaan air dan pasca panen.

Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu Dr Wasis Sarjono, SPt, MSi menyatakan sangat mendukung kolaborasi BPP Kostratani melakukan SL dari Program IPDMIP semoga keterampilan dan inovasi yang disampaikan dapat di terapkan serta meningkatan produksi.

Petugas IPDMIP Pusat di wilayah Kabupaten Lamongan Rini Setyo, STP mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kolaborasi program sekolah lapang ini semoga terus ditingkatkan pada kegiatan berikutnya sehingga SDM petani meningkat dan produksi serta pasar berpihak pada petani.

Sekolah Lapang untuk Poktan Tani Jaya Kuwanon Desa Babat Kumpul Kecamatan Pucuk dilaksanakan di Balai Dusun Kuwanon yang berdekatan dengan lokasi lahan demplot. Materi hari ini bertema Penyakit Tanaman Padi yang disampaikan oleh Setiawan Adi Kuncoro selaku PPL di Kecamatan Pucuk dan difasilitasi oleh Sdr. Septian Adi Pamungkas selaku Staf Lapangan Kecamatan Pucuk.

Dijelaskan oleh Setiawan Adi Kuncoro atau yang biasa dipanggil Pak Wawan bahwa penyakit tanaman padi bisa digolongkan menjadi 3 yaitu 1) Penyakit yang disebabkan oleh cendawan, 2) Penyakit yang disebabkan oleh bakteri, serta 3) Penyakit yang disebabkan oleh virus.

Peserta SL begitu antusias menyimak materi yang diberikan karena memang penyakit tanaman padi seringkali menjadi permasalahan yang dihadapi oleh petani dan tentu berdampak merugikan terhadap hasil produksi pertanian. Dalam kesempatan tersebut dijelaskan oleh Wawan berbagai contoh penyakit dari ketiga golongan tersebut, bagaimana ciri-cirinya, gejalanya, serta cara pengendaliannya. Salah satu penyebabnya adalah jarak tanam yang terlalu rapat, karena itu manfaat dengan tanam jajar legowo bisa meminimalisir pengendalian OPT.

Materi dilanjutkan dengan praktik pengamatan langsung di lahan demplot serta lahan sekitar demplot. Hasil pengamatan didiskusikan bersama peserta dan ditemukan 2 penyakit yang telah menyerang di lahan petani yaitu blas daun dan hawar daun bakteri (Xanthomonas oryzae).

Dijelaskan bahwa pengendalian untuk blas (Pyricularia oryzae) adalah dengan : 1). Penanaman varietas padi secara bergantian untuk mengantisipasi perubahan ras patogen 2) Jarak tanam yang tidak terlalu rapat atau aplikasi tanam jajar legowo 3) Pemupukan berimbang 4)Bila diperlukan dapat digunakan pestisida yang berbahan aktif.

Sedang pengendalian untuk hawar daun bakteri (Xanthomonas oryzae) adalah dengan : 1) Buang atau hancurkan tunggul-tunggl dan jerami-jerami yang terinfeksi/sakit 2) Pastikan jerami dari tanaman sakit sudah terdekomposisi sempurna sebelum tanam pindah 3) Gunakan benih atau bibit yang bebas dari penyakit bakteri daun bergaris 4) Gunakan pupuk nitrogen sesuai anjuran, atur jarak tanam tidak terlalu rapat 5) Berakan tanah sesudah panen.

Diakhir kelas, untuk menambah pemahaman peserta atas ciri-ciri penyakit tanaman padi, Wawan memberikan kuis dengan menunjukkan gambar tanaman yang terserang penyakit serta peserta diminta nama penyakit tanaman tersebut. Dan hasilnya evaluasinya, banyak peserta yang berhasil mengenali nama penyakit sesuai gambar yang ditunjukkan.

** Sugino/BBPP Batu

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version