HUT ke-6, Satukan Tekad Menuju RSUD Leuwiliang yang Sehat
Leuwiliang | Jurnal Inspirasi
RSUD Leuwiliang memperingati hari ulang tahunnya yang ke-6 saat pandemi Covid-19 sekarang ini. Acara pun dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Peringatan ulang tahun kali ini mengambil tema “Satukan Tekad Menuju RSUD Leuwiliang yang Sehat” yang puncaknya dilaksanakan pada Rabu, 23 Februari 2021.
Wakil Direktur Pelayanan RSUD Leuwiliang Vitrie Winastri yang juga Ketua Panitia HUT RSUD Leuwiliang mengatakan, acara peringatan dibuat untuk mempererat tali silaturahmi, baik internal maupun eksternal.
Kegiatan yang pertama dilakukan bakti sosial dengan memberikan santunan kepada kaum dhuafa warga sekitar dan anak yatim di beberapa RT dan RW. “Ada 50 anak yang kami santuni pada hari Jumat lalu,” jelasnya.
Kemudian kegiatan yang kedua memberikan bingkisan kepada pasien yang di rawat. Seluruh pasien diberikan bingkisan pada Senin, 22 Februari 2021. “Kami berikan seluruh pasien yang dirawat di RSUD Leuwiliang,” ujarnya.
Tidak hanya bakti sosial, kata Vitrie Winastri, kegiatan seminar ilmiah pun dilakukan untuk berbagai pengalaman tentang penanganan pasien Covid-19 ini dengan narasumber ada yang dari internal maupun eksternal RSUD Leuwiliang.
“Dari internal dokter spesialis paru ada perawat IGD, dari eksternal HIPTI (Himpunan Perawat untuk Inspeksi). Selain itu, kita juga ada lomba RS idol semua secara virtual, lomba dance 5M dan edukasi tentang protokol kesehatan dan terakhir ada lomba logo,” jelasnya.
Vitri juga mengaku, ada pemberian penghargaan kepada pegawai yang purnabakti sejak RSUD berdiri dan kepada perawat yang meninggal pun diberikan penghargaan. “Yang jelas ini semua rangkaian acara HUT RSUD ke-6, semoga kedepannya mampu lebih baik dengan fasilitas disini,” ucapnya.
Senada dikatakan Direktur RSUD Leuwiliang Hesti Iswandari, pada usia 6 tahun ini dia berharap RSUD Leuwiliang tetap paripurna untuk akreditasi. Karena masih banyak fasilitas yang perlu ditambahkan salah satunya dokter spesialis.
“Kita juga terus berusaha melakukan tambahan layanan baik spesiasilis dan sub spesialis, dan sarana, karena kita sudah tipe B,” tambahnya.
Bahkan, ia melihat untuk wilayah Bogor Barat sangat membutuhkan layanan tipe B, tapi memang kendalanya masih banyak sehingga butuh disuport karena masih banyak kekurangan. “Salah satunya kita belum mempunyai dokter spesialis patologi anatomi dan kita meminta ke pihak provinsi untuk bisa memenuhi permintaan dokter spesialis tersebut,” tegasnya.
Selain itu, ia menjelaskan, pengembangan rawat inap harus segera dioperasionalkan alias dihuni, tapi masih ada kendala karena pemerintah sedang fokus terhadap Covid-19 yang memang sudah dikondisikan tapi kepangkas lagi. “Tak hanya anggaran kesehatan saja tapi dana desa juga ikut di refocusing. Namun, untuk layanan yang ada dioptimalkan, beserta alat lain juga,” jelasnya.
Mantan Dirut RSUD Ciawi ini berharap ada pengembangan gedung intensif dimana nanti IGD, ICU, dan bedah bisa sentral karena dulu belum sepenuhnya standar, tetapi sekarang minimal sedikit demi sedikit sudah dilakukan renovasi. “Dengan berjalannya waktu pasti akan terus dilakukan kelengkapan lain. Karena, kebanyakan warga disini tidak mau dirujuk, saya harap kedepan bisa mengembangkan fasilitas yang ada,” harapnya
Sementara itu, Wakil Direktur Adminitrasi RSUD Leuwiliang Inlaurizen menambahkan, di era baru ini jelas sistem layanan diubah menjadi hal baru, seperti penggunaan masker diwajibkan bahkan ke pengunjung juga. “Bahkan kita juga membuat sarana pelindung, memaksimalkan proteksi kesehatan, kemudian bantuan makanan tambahan dan diawal tahun ini akan disiapkan kembali,” kata Iin.
Wanita yang disapa Iin tersebut mengungkapkan, perubahan lain seperti sistem layanan salah satunya karyawan semua divaksin dan diberikan penjelasan mengenai prokes. “Jadi disini ada dua rawat inap khusus Covid-19, dan rencananya membangun ruang ICU khusus serta membuat ruangan lain. Total ada 51 tempat tidur buat pasien Covid-19,” pungkasnya.
** Cepi Kurniawan