28.1 C
Bogor
Tuesday, November 26, 2024

Buy now

spot_img

Terkendala Tenaga Relawan, Yayasan AGP Belum Beroperasi Maksimal

Megamendung | Jurnal Inspirasi

Yayasan Artha Graha Peduli (AGP) Cibogo, Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, yang jadi tempat isolasi darurat pasien Covid-19, belum beroperasi secara maksimal. GP terkendala kurangnya tenaga relawan yang benar-benar bisa bekerja dengan penuh resiko, baik itu penularan ataupun lainnya.

Hal itu dikatakan Bupati Bogor, Ade Yasin saat meninjau Yayasan AGP, Senin (25/1) pagi. Bupati Bogor mengaku, jika perekrutan relawan yang agak lambat, sebab memang masih juga ada yang takut. Tapi, sebetulnya resiko ini bisa berkurang ketika disediakan OPD, kamar terpisah dan lainnya.

 “Namun, alhamdulillah sekarang sudah ada dokter dengan perawatnya yang siaga disini guna melakukan pemulihan bagi pasien OTG, termasuk nanti akan dibantu pihak lain,” ungkapnya kepada wartawan.

Ade Yasin mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor pun, akan meminta bantuan ke pihak Danrem agar mengirimkan tenaga kesehatan atau medisnya ke Yayasan AGP. “Kalau memang masih butuh, kita sudah minta bantuan ke Danrem,” imbuhnya.

Menurutnya, saat ini masih banyak masyarakat yang minta isolasi mandiri. Sementara situasi tempat atau rumahnya sendiri tidak memenuhi syarat untuk isolasi mandiri. “Contoh, kamar mandi hanya satu atau kamarnya tidak bisa buat sendiri, nah ini yang berbahaya. Sebab jika seperti ini bisa menularkan ke seluruh keluarga. Makanya, saya minta rumah isolasi inisegera diakifkan, apalagi fasilitasnya juga sudah lengkap,” ujarnya.

Diterangkannya, keberadaan Yayasan AGP ini dikhususkan bagi orang tanpa gejala (OTG) atau orang-orang pisitif tetapi tidak bergejala. Oleh karenanya, bagi OTG yang rumahnya tidak memenuhi syarat agar dibawa ke sini untuk di isolasi sesuai protokol kesehatan.

 “Saya minta mereka yang rumahnya tidak memenuhi syarat segera bawa kesini guna di isolasi, sehingga bisa mengurangi penularan di Kabupaten Bogor,” tegas Ade Yasin.

Soal tenaga yang dibutuhkan di yayasan tersebut, sambungnya, memang dibutuhkan 4 dokter, 8 perawat dan tenaga lainnya. Fungsi yayasan AGP ini dikhususkan untuk warga Bogor. Tapi bisa juga digunakan oleh siapa saja jika di wilayah penuh.

Sedangkan untuk kapasitas sendiri ada 60 kamar dengan blok berbeda, ada buat wanita dan laki laki.  “Kalau di rumah sakit penuh dan antrean banyak tapi sudah tidak berbahaya lagi bisa dipindahkan ke yayasan sini, intinya pasien yang sudah ringan namun masih positif, segera pindahkan kesini supaya rumah sakit bisa diisi oleh orang yang punya gejala atau kondisi lebih berat,” paparnya.

Terkait kebutuhannya ditanggung pemerintah, karena ini Covid dan yang paling penting kesehatan masyarakat. “Jadi kita harus sediakan kebutuhannya seperti makan dan minum serta peralatan mandi,” jelas Bupati Bogor.

Menanggapi adanya usulan DPRD tentang Puskesmas dinaikan kelas jadi tipe D agar bisa jadi tempat rawat inap pasien Covid, hingga kini belum bisa dipenuhi. Alasan Ade Yasin, karena masih mengalami kesulitan. Mengingat, jika dinaikan ke tipe tersebut otomatis bakal nambah tenaga kesehatan seperti dokter dan perawatnya.

 “Ini yang agak sulit, terlebih dimasa Covid sekarang mereka juga sudah bekerja berada diluar jam yang normal dan kelelahan. Sehingga, kalau kita tidak paham banyak diantara mereka yang sudah bekerja ingin mengundurkan diri karena kelelahan. Makanya, saat ini kita harus simpati ke pada mereka dan kepada masyarakat juga diimbau agar selalu bisa disiplin dalam menjaga kesehatan,” tukasnya.

** Dede Suhendar

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles