Home Potret Desa Takuti Burung Emprit, Petani Milenial Buat Alat Berbunyi Seperti Senapan

Takuti Burung Emprit, Petani Milenial Buat Alat Berbunyi Seperti Senapan

Pandeglang | Jurnal Inspirasi

Pagi hari tampak hamparan padi dengan bulir mulai menguning.  Desir angin memunculkan  suara gemerisik gesekan daun tanaman padi, diwarnai gemericik air mengaliri sawah – sawah. Tiba – tiba terdengar bunyi senapan memecah suara – suara tersebut. 

Selidik punya selidik ternyata bunyi tersebut bukanlah suara senapan, melainkan bunyi pengusir burung emprit yang dibuat oleh Aan, petani milenial Desa Karyasari Kecamatan Sukaresmi Pandeglang Banten. Belajar dari orangtuanya yang juga petani Aan membuat alat pengusir burung emprit memanfaatkan kaleng – kaleng bekas, seng dan bambu.

Menurutnya alat yang dibuatnya tersebut cukup efektif menakuti emprit. “ Saya anak petani dari kecil suka membantu orang tua nungguin burung dikebun  istilah disini mah ngahuma.  Awal nya bikin lihat kaleng dibelakag rumah lalu dibikin banyak bu dari kaleng susu, kaleng biscuit juga seng  utuk menakutinya  dan efektip,” ujarnya, Selasa (19/1/2021). 

Aan dan petani lain yang tergabung di kelompok tani Karya Sadar .melakukan Hal itu karena bibit padi yang ditanam berusia 80 hari sudah berisi dan rentan menjadi sasaran kawanan burung emprit. Hama burung emprit diakui Aan kerap memusingkan petani, terutama saat padi mulai berisi.  Kawanan emprit biasa menyerang pada pagi dan sore hari.

Alat pengusir ini sangatlah sederhana, dibuat dari bambu yang dililit  dan diikat tali karet kemudian dihubungkan dengan gubuk. Dari gubuk inilah petani menarik tali sehingga bambu memukul kaleng dan menimbulkan bunyi seperti suara senapan. Selain dihubungkan dengan kaleng tali terebut dihubungkan juga dengan plastic – plastic yang diikat ke tali disepanjang sawah. “ Bunyi dari kaleng dan gerakan – gerakan plastik menakuti emprit sehingga tak berani mendekat ke padi dan memakan bulir padi, “ tuturnya.

Kata Aan dikelompoknya ada enam hektar  yang dipasangi alat ini.  Satu blok 10 tempat yang menunggui dan mengoperasikan alat ini. Lahan sawah kelompok taninya 25 hektar ditanami varietas Sigupai dan Rajasa 01.  Varietas Sigupay merupakan varietas unggulan dengan produktivitas tinggi yakni 10 – 12 ton per hektarnya. Sementara Rajasa 01 varietas dari Aceh yang baru dicoba oleh petani setempat.  Varietas ini mendapat julukan satu malay 1000 bulir dengan postur lebih dari satu meter. “ Sigupai kemarin 5000 meter dapat 5870 kg.  Rajasa 01 baru nyoba, “ ungkapnya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak para petani dan masyarakat untuk membangun optimisme sektor pertanian yang menjadi hal  penting untuk masyarakat agar pangan tidak berhenti berproduksi dalam tantangam dan situasi apapun. Ia tak sepakat jika petani dipandang sebagai orang miskin dan terbelakang. Untuk mengubah paradigma salah ini, SYL mengajak petani untuk terus berinovasi, cerdas memanfaatkan teknologi.

Guna mencetak petani cerdas Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi menekankan kepada penyuluh agar cerdas dan kreatif untuk mengembangkan potensi pertanian. Penyuluh dituntut untuk mengatasi kendala dan tantangan serta mendukung pengembangan pertanian dari hulu ke hilir.

Menurutnya Petani akan tersenyum bahagia, didukung penyuluh kreatif dan cerdas yang dapat mengakomodir kepentingan petani. Dedi Nursyamsi mengajak seluruh penyuluh mendampingi dan mengawal petani lebih giat pada 2021.

** Regi/PPMKP

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version