Majene | Jurnal Inspirasi
Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 6,2 mengguncang Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat pada Jumat (15/1) dini hari. Ribuan warga yang tinggal di pesisir pantai dilaporkan mengungsi ke tempat yang dianggap lebih aman. Sedangkan hotel dan rumah sakit rusak parah, kantor Gubernur Sulbar Ambruk dan warga kini dihinggapi ketakutan.
Warga mengungsi ke lokasi yang lebih terbuka seperti area sport center yang terletak di perbukitan. Warga khawatir akan terjadi gempa susulan yang lebih besar. Data Badan Penanggulangan Bendaca Daerah (BPBD) setempat menyampaikan korban meninggal sementara tercatat 4 orang. Gempa juga membuat puluhan rumah warga rusak.
Kondisi pengungsian sementara warga tampak memprihatinkan. Sejumlah anak-anak bahkan hanya menggunakan alas seadanya. Hingga Jumat pukul 06.30 WIB, belum ada bantuan alat berat untuk evakuasi reruntuhan gempa. Begitupun fasilitas posko pengungsian seperti dapur umum juga belum ada.
Maka itu, sejumlah warga juga secara bergantian kembali ke rumah hanya untuk mengambil bahan makanan serta memeriksa kondisi kediamannya pasca gempa. Salah seorang pengungsi, Saharuna mengaku ia harus memboyong seluruh anggota keluarganya sesaat setelah gempa. Mereka sengaja mau memilih tempat yang tinggi serta di area terbuka untuk menghindari tsunami.
Data sementara, dampak gempa Majene ini membuat 24 orang mengalami luka-luka. Pun, sekitar 2 ribu jiwa terpaksa mengungsi. Gempa dini hari tadi merupakan gempa susulan dengan 6,2 magnitudo. Sebelumnya, gempa terjadi pada Kamis kemarin dengan kekuatan 5,9 magnitudo.
Akibat gempa yang mengguncang Majene, dalam keterangan resmi BNPB Indonesia, BPBD Kabupaten Majene mengabarkan 4 warganya meninggal dunia dan lebih dari enam ratus menderita luka-luka. BPBD setempat terus melakukan upaya penanganan darurat dan memutakhirkan data dampak pascagempa M 6,2 yang terjadi pada Jumat pukul 01.28 WIB atau 02.28 waktu setempat.
“Data Pusat Pengendali Operasi BNPB per 15 Januari 2021, pukul 08.00 WIB, mencatat sekitar 637 warga mengalami luka-luka dan 3.000 lainnya mengungsi di Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat,” tulis keterangan resmi BNPB.
** ass/viva