Nanggung l Jurnal Inspirasi
Pembangunan puluhan hunian tetap (huntap) bagi masyarakat di Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung yang terkena dampak bencana alam pergerakan tanah pada 2019 lalu, kini dibangun.
Kepala Desa Bantarkaret H Hotib menjelaskan dimulainya pembangunan relokasi huntap lantaran musibah bencana alam sudah begitu lama ditambah pergeseran tanah di wilayahnya beberapa kali masih terjadi.
“Pada tahun 2020 jumlah warga yang harus direlokasi bertambah karena rumahnya mengalami retak retak,” kata Hotib kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Hotib menerangkan, data keseluruhan rumah warga yang mengalami keretakan akibat bencana alam sebanyak 75, namun yang realisasi yang baru 39 unit rumah. ” Kami harap 36 rumah lagi bisa disegerakan dan dibangun di tahun sekarang,” harapnya.
Menurutnya, mengingat kejadian bencana alamnya sudah cukup lama sehingga warga yang belum direlokasi mendesak rumahnya ingin segera dibangun.” Warga yang belum direlokasi sebagian masih menghuni rumahnya, ia mengaku tak nyaman karena khawatir musibah pergerakan tanah sewaktu waktu bisa kemkabali terjadi. Warga korban lainnya seringkali menanyakan, ia meminta rumahnya yang retak retak itu untuk segera direlokasi,” tandasnya.
Sementara, ketua Kelompok Kerja Masyarakat (Pokmas) H Sastra mengatakan, pembangunan huntap bagi masyarakat korban bencana alam di Bantarkaret dipusatkan di beberapa titik lokasi kampung. Lokasi yang menjadi tempat pembangunan huntap berada di Kampung Cadasleueur, Gunung Dahu, Cilanggar Wates serta Kampung Ciketug dan Parengpeng yang pengerjaannya diluar Desa Bantarkaret. “Rata- rata dengan luas bangunan huntap 8×6 meter,” kata Sastra.
Sastra yang akrab disapa H Bombom menyebutkan, pengerjaan bangunan huntap kini masih berlangsung dan kondisinya sudah mencapai sekitar 70 persen.
** Arip Ekon