Home News RS Lapangan Covid Beroperasi Pekan Kedua Januari

RS Lapangan Covid Beroperasi Pekan Kedua Januari

Kota Bogor Akan Terima 20 Persen Vaksin

Bogor | Jurnal Inspirasi

Tingginya angka positif Covid-19 di Kota Bogor yang hingga Selasa (5/1) telah menembus 5.771 dengan rata-rata 70 lebih kasus, membuat Penerintah Kota (Pemkot) Bogor terus menggeber pembangunan Rumah Sakit (RS) Lapangan di Wisma Atlet GOR Pajajaran. Pasalnya, Wali Kota Bima Arya menargetkan bahwa pada pekan kedua Januari RS yang berkapasitas 72 tempat tidur itu sudah dapat beroperasi.

“Sekarang sedang fokus pemasangan sarana prasarana seperti lift dan lain-lain,” ujar Bima kepada wartawan, Selasa (5/1).

Menurut Bima, saat ini pun Pemkot Bogor sedang melaksanakan recruitmen tenaga kesehatan (nakes), yang dilakukan oleh RSUD dan Dinas Kesehatan (Dinkes). “Untuk pelatihan dan lain-lain akan dikoordinasikan antara RSUD dan Dinkes,” ungkap politisi PAN itu.

Saat disinggung apakah Pemkot Bogor akan merekrut mahasiswa kedokteran dan perawat semester akhir untuk nakes. Bima memastikan bahwa hal itu takkan dilakukan. “Mahasiswa akan dibeedayakan sebagai surveilance untuk memantau. Kita juga anggarkan insentif untuk nakes yang bertugas,” ungkapnya.

Sebab, kata Bima, Pemkot Bogor sendiri akan mendapatkan bantuan dana sekitar Rp20 miliar dari Satgas Nasional Covid-19 untuk RS Lapangan. “Angkanya saya kurang tahu persis, tapi sekitar segitu,” jelasnya.

Selain itu, sambung Bima, pada pekan kedua vaksinasi Covid-19 akan mulai dilakukan. “Sekarang kami fokus kesiapan fasilitas kesehatan (faskes) dan puskesmas serta pendataan prioritas penerima vaksin,” katanya.

Bima juga menyatakan bahwa pihaknya juga tengah menggeber sosialisasi vaksinasi kepada warga, agar program tersebut berjalan dengan mulus. “Untuk kegiatan vaksinasi, kami anggarkan Rp9 miliar. Itu akan digunakan untuk logistik, faskes dan sebagainya,” imbuhnya.

Lebih lanjut, sambung Bima, Kota Bogor akan mendapatkan 20 persen vaksin di tajap pertama yang diperuntukan untuk usia produktif 19 hingg 60 tahun. “Kurang lebih jumlahnya 160 ribu,” tegasnya.

Ditanya mengenai kapan pembelajaran tatap muka (PTM) akan dilaksanakan, pasca pembatalan penyelenggaraan PTM pada 11 Januari ini. Bima mengaku bahwa hal itu dilakukan tergantung dari kemampuan pemerintah mengendalikan Covid-19.

“Kalau terkendali pertengahan tahun, PTM kita buka. Tapi kalau tak terkendali sampai akhir tahun pun tidak akan. Sebab, nyawa generasi masa depan bukan untum diujicoba,” ucapnya.

** Fredy Kristianto

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version