32 C
Bogor
Thursday, April 25, 2024

Buy now

spot_img

Peru Hentikan Uji Vaksin

Relawan Alami Gangguan Saraf

Jakarta | Jurnal Inspirasi

Peru untuk sementara menangguhkan uji klinis vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh raksasa obat China Sinopharm, setelah Peru mendeteksi masalah neurologis di salah satu sukarelawan uji coba. Institut Kesehatan Nasional mengatakan bahwa mereka menghentikan uji coba vaksin Corona setelah seorang relawan mengalami kesulitan menggerakkan lengan mereka.

“Beberapa hari yang lalu peringatan sudah kami berikan kepada otoritas regulasi, yaitu bahwa salah satu peserta uji coba menunjukkan gejala neurologis yang mirip dengan kondisi yang disebut sindrom Guillain-Barre,” kata kepala peneliti German Malaga.

Sindrom Guillain-Barre adalah kelainan langka dan tidak menular yang memengaruhi pergerakan lengan dan kaki. Peru mengumumkan keadaan darurat kesehatan sementara di lima wilayah pada Juni tahun lalu menyusul adanya beberapa kasus tersebut.

Sindrom ini pada 1970-an juga menghambat kampanye vaksinasi untuk melawan virus flu babi yang sangat berbahaya di Amerika. Pasalnya, 450 dari mereka yang divaksinasi mengembangkan sindrom yang juga dapat menyebabkan kelumpuhan itu. Uji klinis Peru untuk vaksin Sinopharm akan selesai minggu ini, setelah menguji sekitar 12.000 orang.

Jika berhasil, pemerintah Peru diharapkan membeli hingga 20 juta dosis vaksin Sinopharm untuk penyuntikan dua pertiga dari populasinya. Namun hasil itu diperkirakan belum akan diketahui hingga pertengahan 2021. Sebanyak 60.000 orang di seluruh dunia telah menggunakan vaksin virus corona Sinopharm, termasuk para relawan di Argentina, Rusia, dan Arab Saudi.

Peru memiliki salah satu tingkat kematian per kapita tertinggi di dunia akibat Covid-19. Hingga Jumat (11/12) virus ini telah menyebabkan 36.499 kematian dan 979.111 kasus. Pandemi telah memukul keras ekonomi negara Amerika Selatan itu. Pada kuartal kedua lalu, Produk Domestik Bruto negara ini anjlok lebih dari 30 persen.

Sementara badan regulator obat-obatan Brasil, Anvisa, menuding otoritas kesehatan Cina tidak transparan terkait pengesahan vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang dinami CoronaVac. Menurut mereka, asal usul vaksin tersebut tidak jelas yang membuatnya ragu akan efektivitas vaksin tersebut.

“Vaksin Sinovac telah mendapat pengesahan dari Cina untuk penggunaan darurat sejak Juni lalu. Alasan Cina mengesahkan penggunaan tersebut tidak transparan dan tidak ada infomasi soal kriteria apa saja yang digunakan Cina untuk memutuskannya,” ujar pernyataan Anvisa.

Tudingan tersebut tak ayal membuat berbagai pihak khawatir akan kelanjutan pengesahan vaksin Covid-19 dari Sinovac. Sebab, beberapa negara bagian Brasil sudah memperkirakan vaksin itulah yang paling siap didistribusikan dalam waktu dekat. Sao Paulo, misalnya, sudah bersiap siap dengan rencana distribusi vaksin digelar di bulan Januari.

Beberapa pihak menduga tudingan Anvisa tersebut adalah titipan Presiden Brasil Jair Bolsonaro. Sebab, selama ini, Jair Bolsonaro konsisten menunjukkan ketidaksukaannya terhadap Cina walaupun vaksin di Brasil bergantung pada mereka juga. Hal itu diperkuat dengan temuan bahwa Anvisa berisi para loyalis Bolsonaro.

Di sisi lain, Brasil juga tidak sepenuhnya salah. Walaupun puluhan ribu warga Cina sudah menerima vaksin Covid-19 Sinovac sejak Juni, data-data uji klinis ataupun mekanisme pengesahannya belum pernah dibuka ke publik. Hal itu kontras pengesahan vaksin Covid-19 Pfizer yang relatif bisa dipantau perkembangannya dan melibatkan unsur eksternal.

Komisi Kesehatan Nasional Cina belum merespon permintaan konfirmasi soal tudingan Brasil. Sementara Sinovac, mereka membalas dengan tautan berita yang menyatakan bahwa vaksin Covid-19 mereka dikembangkan berdasarkan aturan yang berlaku di Cina dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Vaksin tersebut menunjukkan keamanan yang sangat bagus pada uji klinis tahap 1 dan 2,” klaim pihak Sinovac. Untuk uji klinis tahap tiga, hal itu digelar di Sao Paulo.

Gubernur Sao Paulo, Joao Doria, menjanjikan bahwa data-data vaksin Covid-19 Sinovac akan siap pada 23 Desember nanti. Begitu siap, data tersebut akan dipublikasikan untuk mempermudah analisisnya.

Selain vaksin dari Sinovac, Brasil juga memesan vaksin COVID-19 dari Pfizer. Target Brasil relatif sama untuk vaksin garapan Pfizer yaitu siap didistribusikan dan digunakan pada Januari 2021 nanti. 

** ass

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles