Home Potret Desa Panen Pas Harga Tinggi, Petani Jahe Merah Cikeusik Langsung Tanam Lagi

Panen Pas Harga Tinggi, Petani Jahe Merah Cikeusik Langsung Tanam Lagi

Pandeglang | Jurnal Inspirasi

Dimasa pandemik Covid 19 Jahe merah  jadi primadona karena dianggap dapat menangkal virus corona dengan meningkatkan imun tubuh. Hal ini mendongkrak harga jual jahe merah petani. Rizali Penyuluh Pertanian Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kostratani Kecamatan  Cikeusik Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten menyampaikan jahe merah hasil panen petani pada Oktober 2020 lalu mencapai 30 ribu rupiah per kilogram. Jahe dijual langsung kepasar dan sebagian ditampung pengepul atau tengkulak.

“Jahe merah petani terjual habis pas harga sedang tinggi yakni 30 ribu rupiah perkilogram. Dijual ke tengkulak dan langsung ke pasar,“ ungkapnya, Kamis (5/11).

Setelah berakhirnya masa panen pada Oktober 2020, kini petani jahe dari gabungan kelompok tani (gapoktan) Sinar Tani di Desa Leuwibalang menanam kembali dari bibit yang dipanen sebelumnya.

“Sekarang sudah tanam lagi pada semua lokasi seluas 30 ha. Penanaman dilakukan oleh Gapoktan Sinar Tani,” kata Rizali

Setiap hektar lahan memerlukan bibit 1,5 ton per hektar yang akan menghasilkan produksi 8 – 10 ton per hektarnya. Panen dilakukan setelah jahe memasuki umur 3 sampai 4 bulan.

Kata nya pemilihan bibit yang berkualitas sangat berpengaruh pada hasil produksi. Untuk itu perlu mengenali ciri – ciri bibit berkualitas. Ciri tersebut yakni ukuran rimpang besar, kondisi masih segar, tidak keriput, utuh, sehat dan tidak ditemui kecacatan atau bekas hama dan parasit warna rimpang masih cerah.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), menginstruksikan jajaranya untuk terus mendorong pengembangan tanaman herbal dan tanaman obat yang memiliki nilai ekonomis dan manfaat tinggi khususnya di tengah situasi pandemi saat ini.

Rutin meminum herbal dan jamu berbahan alami dari bumi Indonesia diyakini Mentan mapu meningkatkan kekebalan tubuh atau daya tahan tubuh. Mengenai kenaikan harga tanaman obat dan rimpang yang mengalami kenaikan ditengah pandemik juga disambut baik Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi.

Ia mengaku bahagia karena petani tetap bergairah menanam di tengah pandemi Covid-19, khususnya tanaman rimpang yang harganya melambung lantaran diminati konsumen, karena khasiatnya untuk imunitas tubuh menangkal virus Corona. Dia mengajak juga masyarakat memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam tanaman rimpang.

** Regi/PPMKP

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version