Cisarua | Jurnal Inspirasi
Kendati dilakukan razia yustisi oleh aparat gabungan di simpang Gadog, Ciawi, namun para wisatawan asal Jakarta tetap saja bisa lolos untuk masuk ke wilayah Puncak dan menyewa vila yang tersedia. Setelah sampai di vila yang disewanya, mobil mereka kebanyakan pulang kembali ke Jakarta yang selanjutnya dilakukan penjemputan jika mereka pulang.
Hal ini dilakukan para wisatawa supaya mereka lolos dari pemeriksaan ketika berada di vila. Begitu juga, selain mereka memasuki lewat jalur tikus, waktu untuk memasuki kawasan Puncak pun mereka siasati. Yakni, disaat jam kerja wisatawan itu tidak masuk ke Pumcak. Melainkan, mereka lebih memilih jam-jam disaat aparat tidak ada di lokasi. Malam merupakan waktu yang dipilihnya untuk memasuki kawasan Puncak.
“Kita sering perhatikan, jalan ini yang biasanya jarang dilalui oleh kendaraan berplat nomor Jakarta, belakangan ini selalu ramai. Apalagi diwaktu malam, kendaraan terus melintas disini. Disaat ada yang berhenti karena kempes ban, saat ditanya mereka mau ke vila yang sudah disewanya,” ujar Pendi (50) warga Pasirmuncang, Kecamatan Megamendung.
Sementara itu, bagi desa desa yang tetap memberlakukan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penyebaran virus korona, mereka tetap melakukan himbauan kepada warganya. A. Sudarman, Kepala Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, ia bersama perangkat desanya terus melakukan pengawasan terhadap vila-vila yang ada di wilayahnya.
“Sabarlah bagi warga Jakarta untuk berwisata ke Puncak. Sekarang ini kondisinya masih PSBB, patuhilah peraturan. Karena jika hal ini tidak dipatuhi bahaya sekali terhadap penyebaran virus korona untuk wilayah Puncak. Begitu juga bagi masyarakat supaya disiplin untuk memakai masker jika pergi keluar rumah, lindungi diri kita dan lindungi juga orang lain,” ujarnya.
** Dadang S