Nanggung l Jurnal Inspirasi
Akibat gerusan air, jembatan yang menghubungkan Kampung Ciketug dengan Pangkalan di Desa Pangkaljaya, Kecamatan Nanggung ambruk. Warga Pangkalan yang hendak menuju kampung lain harus memutar lebih jauh dengan melintas ke wilayah RW 12 sepanjang 1 kilometer.
Aktivitas warga terganggu karena jembatan tersebut digunakan kegiatan sehari-hari.” Sebelum diliburkan anak-anak sekolah biasa menggunakan jembatan ini. Termasuk para santri yang hendak ke Pondok Pesantren bisa melintas di jalur ini,” kata pemilik Pondok Pesantren Nurul Falah, KH. Husen Mamur kepada wartawan, kemarin.
“Sebanyak 80 santri melintas menggunakan jembatan ini,” terang Husen. “Ambruknya jembatan tersebut karena arus kali Ciketug sangat kencang, sehingga pondasi pada tiang jembatan terkikis dan porak poranda,” ujarnya lagi, sembari menunjukkan pondasi yang dimaksud.
“Biasanya sejumlah santri termasuk warga yang mengantar anak ke sekolah ya lewat jembatan ini,” sebutnya. Sebelumnya kondisi jembatan yang melintas di atas bentangan kali Ciketug memang sudah mengkhawatirkan. “Padahal usianya tidak begitu tua sekitar 8 tahun, pondasi jembatan tersebut juga sudah mengalami abrasi,” ucap Kepala Desa Pangkaljaya, Taupik Sumarna.
Hal itu semakin parah ketika hujan turun sangat deras dan arus air kali Ciketug semakin kuat. Panjang jembatan dibangun secara permanen sepanjang 10 meter dan lebar 2 meter. Tak tahu pasti kapan jembatan tersebut dibangun. Namun menurut Taupik, sejak dirinya belum menjabat Kades Jembatan itu sudah ada.
Topik menerangkan, untuk perencanaan dibangun kembali jembatan tersebut, pihaknya mempersilakan warganya untuk diusulkan di Musrenbang yang akan digelar Kamis (24/9).” Jembatan Ciketug bakal dibangun dengan menggunakan Dana Desa pada tahun anggaran 2021 mendatang, “tutupnya.
** Arip Ekon