Nanggung | Jurnal Inspirasi
Adanya salah satu rumah dengan kondisi sangat memprihatinkan hingga bisa membahayakan bagi penghuninya yang terletak Kampung Cimanganten RT 02 RW 11, Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung, ditanggapi anggota DPRD Kabupaten Bogor Ruhiyat Sujana. Dia meminta PT. Antam Pongkor bertanggung jawab dalam menangani masalah sosial lingkungan.
Menurutnya, ironis jika masih ada rumah warga dengan keadaan rusak parah yang jaraknya sangat berdekatan dengan perusahaan BUMN yang memproduksi tambang emas. ” Ini masalahnya soal tanggung jawab sosial lingkungan, karena mereka juga punya hak yang sama harus mendapatkan perhatian dari perusahaan,” tegas Ruhiyat melalui selulernya kepada Jurnal Bogor, Rabu (23/9).
Wakil rakyat dari Partai Demokrat ini secara lantang mengatakan, pihak perusahaan dalam pengalokasian progran CSR tentu harus berdasarkan kajian secara matang.” Dan kami juga mempertanyakan berapa besarannya anggaran untuk reklamasi,” beber Ruhiyat.
Sebelumnya dikatakan, RT 02 RW 11 Ahmad mengaku di daerahnya tidak semua warga Kampung Cimanganten memiliki rumah gedong, karena warganya masih hidup dibawah garis kemiskinan. “Warga yang menempati rumah tidak layak huni masih banyak,” kata dia.
Selain rumah Herni, kata Ahmad, rumah Utay, Yanto, Nadi, Acang, Komi dan rumah Apit, kini kondisinya sama tidak layak huni. Namun rumah Herni keadaannya paling parah. “Kalau diitung itung di wilayah RW 11, masih ada belasan rumah kondisi serupa tidak layak huni. Hal ini semua sudah diajukan, dan kami serahkan sama pemerintah desa,” tuturnya.
Staf Desa Bantarkaret Mamur mengaku data base rumah tidak layak huni di wilayahnya terbilang masih tinggi, sebanyak 200 Rutilahu yang belum dilakukan perbaikan. Termasuk Kampung Cimanganten saat ini belum tersentuh perbaikan Rutilahu. 10 kuota untuk rehabilitasi Rutilahu dari Pemda 2020 termasuk 2 unit bangunan rumah dari PT. Antam kita bangun diwilayah kampung lain, dan sekarang pengerjaannya sudah rampung,” terang Makmur.
“Karena data base Rutilahu di Bantarkaret masih cukup banyak, hal ini untuk memperingan Pemerintah Desa mudah-mudahan dari PT Antam maupun Pemkab Bogor ada penambahan kuota untuk perbaikan Rutilahu,” tandasnya.
Karena mendesak beberapa waktu lalu, warga kampung Bantarkaret dan Kampung Babakan berswadaya membangun rumah warga yang kondisinya rusak berat.” Sangat berharap ada penambahan jumlah kuota Rutilahu dari perusahaan PT Antam Pongkor,” harap Kepala Desa Bantarkaret, H Hotib.
Sebelumnya, Jurnal Bogor mengkonfirmasi Humas Antam, namun belum merespon hingga berita ini diturunkan.
** Arip Ekon