Parung | Jurnal Inspirasi
Jumlah anak – anak penderita hidrosefalus dan down syndrome di Indonesia cukup tinggi. Hal ini membuat pelajar berusia 8 tahun asal Desa Waru Jaya, Kecamatan Parung bernama Khadijah Ayunaomi merasa empati dan ingin membantu anak – anak seusianya yang menderita penyakit tersebut. Pelajar belia yang duduk di kelas 4 SD Mahad Sunnah Homeschooling Sekolah Komputer dan Bahasa Asing (SKOBA) Madani, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor ini pun kembali menulis buku.
Buku karya tulis kedua dari Khadijah Ayunaomi ini berjudul My Rabbits. Disajikan dalam versi 3 bahasa yaitu Indonesia, Arab dan Inggris. Buku ini pun telah diterbitkan secara masif oleh Yayasan ASA Swandana Madani bekerja sama dengan FWHBU (Forum Wartawan Harian Bogor Utara).
Sebelumnya, Ayunaomi sapaan akrabnya, telah menulis buku berjudul “Jejak Para Penghafal Quran” yang dikerjakan bersama dengan teman-temannya sesama santriwati dan santriawan penghapal Qur’an dari SKOBA Madani.
Ayunaomi menginginkan, buku karya tulisnya tersebut tidak diperjualbelikan, namun bisa digunakan sebagai alat untuk menghimpun donasi dari para dermawan di tanah air. Selanjutnya, uang donasi yang terkumpul akan dibelikan speaker Qur’an yang akan dibagikan secara gratis untuk anak-anak penderita hydrosephalus dan down syndrome.
“Aku berharap, para penderita penyakit tersebut bisa ikut menjadi bagian dari anak – anak penghafal Qur’an dengan menghafalkan murotal yang setiap hari didengar melalui speaker Qur’an tersebut,”katanya kepada wartawan, baru -baru ini.
Ayunaomi mengaku sedih melihat teman-teman sebayanya yang sakit dan membuat mereka tidak bisa mengaji dan menghafalkan Qur’an seperti teman-teman lainnya yang sehat. “Aku berdoa pada Allah agar buku ini bisa jadi alat menghimpun donasi untuk memudahkan teman-temanku memiliki speaker Qur’an dan mereka bisa menjadi penghafal Qur’an, walaupun fisik mereka kurang sempurna. Aamiin,” harap Ayunaomi.
Sementara Khadijah, ibu dari Ayunaomi mengaku sangat bersyukur karena puterinya tersebut bisa memiliki ide dan niat baik untuk memperhatikan sekaligus memberikan bantuan bagi teman-temannya yang kekurangan.
“Sebagai orang tua, kami tentu sangat bangga dan bersyukur memiliki puteri dengan ide dan perhatiannya yang besar kepada sesame,” pungkasnya.
** Cepi Kurniawan