Ciawi | Jurnal Inspirasi
Kepala Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Yusral Tahir menerapkan Pelatihan Jarak Jauh atau Distance Learning, pada peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA), sesuai aturan yang tertuang dalam Surat Edaran (SE) Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) khusus untuk masa pandemi Covid-19. Selain untuk memutuskan mata rantai penyebaran virus korona, metode ini dapat menjadi terobosan baru dalam upaya meningkatkan pengembangan kapasitas Aparatur Sipil Negara (ASN) di Indonesia.
Iapun sangat mengapresiasi keberhasilan peserta menyusun proyek perubahan (proper) ditengah suasana yang belum kondusif karena pandemik Covid-19, dan sukses diseminarkan secara virtual Selasa, (23/6). “ Saya sangat menghargai perjuangan para peserta PKA Angkatan I tahun 2020 lingkup Kementan. Ditengah pandemik covid-19 dapat menghasilkan proper-proper yang berwawasan masa depan karena pandemik ini dapat dijadikan simulasi tatanan kerja di era kedepan, “ katanya.
Yusral menjelaskan model pelatihan PKA/PKP dan tingkat pelatihan kepemimpinan ke depan akan dilaksanakan dengan blended model, yakni tatap muka di kelas dan virtual. “ Cara ini selain memberikan peluang peserta lebih banyak, waktu lebih singkat dan biaya penyelenggaraanpun akan lebih hemat., “ urainya.
Hal tersebut diamini Emilia Harahap. Widyaiswara Madya Utama yang akrab disapa Emil ini menjadi penguji pada seminar proper peserta. Ia menuturkan distance learning terutama proses seminar melalui virtual menghemat biaya, Dengan seminar virtual peserta dan mentor tidak perlu hadir di lokasi seminar. “ Bayangkan peserta seperti di kelompok I dimana saya sebagai penguji, ada yang dari polbangtan Manokwari dan UPT Karantina di Tarakan, “ tuturnya.
Tidak hanya itu bagi mereka yang sibuk bisa lebih mudah memenuhi kewajibannya sebagai peserta, mentor, coach ataupun penguji dari posisi dimana saja selagi WFH atau WFO. Asalkan fasilitas pendukung tersedia dan tidak sering mengalami hambatan. “ Makanya ada istilah baru yaitu WFA (Work from Anywhere). Semakin flexible tapi juga semakin dituntut kreatifitas inovatif yang bermanfaat dan akuntabel, serta kesabaran jika menghadapi kendala jaringan, “ ucapnya.
Meski demikian diharapkan pada periode selanjutnya saat masa pandemik sudah lebih kondusif pelatihan kepemimpinan masih berpeluang dilaksanakan dengan pola kombinasi klasikal dan e-learning. Karena walau bagaimanapun dengan interaktif langsung cara peserta menyampaikan bisa lebih meyakinkan. “ Meski menurut WHO tidak mungkin kembali ke kondisi sebelum pandemi, tapi kita harapkan suasana lebih kondusif. Dan periode selanjutnya pelatihan kepemimpinan berpeluang dilaksanakan dengan pola kombinasi klasikal dan e-learning, “ ujarnya.
Mengikuti pelatihan ditengah keterbatasan, memberi kesan tersendiri bagi peserta. Salah satunya diungkapkan Renata Dayang Damanik. Menurutnya mengikuti PKA ditengah pandemi merupakan suatu pengalaman yang berkesan. Proses pembelajaran dalam pembentukan diri menjadi seorang pejabat administrator dengan keterbatasan yang belum biasa yakni daring menuntut proses komunikasi secara virtual dan lebih banyak belajar secara individu dibanding berkelompok.
Proses study lapang yang dilakukan secara daring tidak .mengurangi proses pembelajaran dan tetap bisa menghasilkan data maksimal. Tantangan dijumpai saat konsultasi dengan coach yang dikelompoknya dilakukan melalui WA. Keterbatasan ini kadang menimbulkan kesalahan dalam menterjemahkan bahasa tulisan sebab dengan tulisan tak melihat gesture yang bicara. Berbeda jika dengan lisan yang biasanya diperkuat dengan gesture tubuh. Namun sejauh ini hal tersebut masih bisa diatasi.
** RG/PPMKP