24.8 C
Bogor
Saturday, November 23, 2024

Buy now

spot_img

Tahu Bulat Digoreng Dadakan Masih Digemari

Pandemi Covid-19 Alami Kesulitan

Bogor | Jurnal Inspirasi
“Tahu bulat, digoreng dadakan, lima ratusan, gurih gurih nyoi,” begitulah jingle yang terdengar saat mobil penjual tahu bulat melintas. Jajanan yang awalnya hanya ada di Kota Cianjur dan Sukabumi—keduanya di Jawa Barat—itu kini dengan mudah bisa dijumpai di kawasan Jabodetabek.

Meski kehadiran penjual camilan tersebut semakin hari terus bertambah, bisnis tahu bulat masih tetap menjanjikan, karena banyak orang tetap menggemarinya sebagai jajanan favorit. “Omzet penjualan bisa Rp 1,2 jutaan dengan 2.000-2.500 buah tahu bulat terjual per hari,” ujar Rangga yang merupakan pedagang tahu bulat di Bogor tepatnya mangkal di kawasan BNR. Adapun sistem penjualan tahu bulat, menurut Rangga, adalah bagi hasil. Dari harga jual Rp 500 per butir, setengahnya Rp 250 per buah disetor ke bos di Cisarua.

Sementara itu, lanjut Rangga, untuk mobil pick-up atau bak terbuka ia masih menyicil Rp 2.500.000. Perbulan pengeluaran tersebut belum termasuk biaya operasional lain yang dia anggap berat dalam kondisi saat ini. “Sehari harus keluar Rp 50.000 buat Bensin, Rp 100.000 untuk minyak goreng dan bumbu. Kalau untuk makan kira-kira Rp 30.000 sehari,“ kata Rangga.

Pedagang tahu bulat ini mengaku masih mendapatkan keuntungan meski sudah mulai berkurang. Ditengah masa pandemi Corona seperti ini benar-benar memberikan dampak signifikan terutama bagi mereka selaku pelaku usaha mikro kecil dan menengah atau biasa disebut dengan UMKM.

Ditengah masa pandemi Corona (Covid-19) ini membuat mereka berada titik terberat untuk menjalankan usahanya. Bahkan, tak banyak seorang pengusaha yang terpaksa gulung tikar lantaran produk yang mereka jual tak laku di pasaran.

Sebabnya apalagi kalau tidak tingkat daya beli  masyarakat menurun yang disebabkan oleh pandemi Corona. Seperti yang dialami oleh Rangga salah satu pedagang tahu bulat di Kota Bogor ini. Ia mengaku merasakan hari-hari terberat di masa pandemi Corona ini. Hasil penjualannya pun menurun drastis hingga ia pun terpaksa mengurangi jualannya .

Meski demikian, ia mengaku terus melanjutkan usahanya itu lantaran  harus menyambung hidup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.“Meski pendapatan jauh dari kata layak, namun saya berusaha untuk terus jualan, karena saya memiliki tanggung jawab terhadap anak dan istri dan keluarga yang saya miliki saat ini. Semoga ada perhatian dari pemerintah terhadap kami pengusaha kecil,” ujar Rangga lirih. “Semoga kondisi seperti saat ini segera berakhir,” harapnya.

Wan |**

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles