Pamijahan | Jurnal Inspirasi
Kelangkaan dan melambungnya harga gas melon setiap hari raya Idul Fitri di Kecamatan Pamijahan mengundang reaksi dari aktivis Pamijahan. “Disperindagin Kabupaten Bogor harus melakukan inspeksi mendadak (sidak). Jangan sampai ada kecurangan di Pangkalan dan agen akan kelangkaan Gas melon,” ujar aktivis Pamijahan, Farid Ma’ruf kepada wartawan, kemarin.
Farid mengungkapkan, belum lama ini masyarakat miskin resah dengan langkanya dan mahalnya gas melon tiga kilogram. Padahal, gas bersubsidi yang peruntukannya diatur dalam Peraturan Presiden No. 104/2007 dan peraturan menteri ESDM No. 21/2007 tentang penyediaan, pendistribusian dan penetapan harga agar masyarakat mendapat harga yang sesuai, jangan sampai ada oknum pangkalan yang menjual ke pengecer melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Nyatanya gas melon langka dan harganya melonjak dan melebih HET. Dampaknya, warga miskin banyak yang mengunakan kayu bakar untuk memasak,” ujar Odoy sapaan akrabnya.
Menurut Odoy, pihak Disperindagin Kabupaten Bogor jangan tutup mata akan persoalan yang tengah dihadapi masyarakat. Apalagi hal tersebut kerap terjadi ketika Idul Fitri. “Kami mendesak kepada Disperindagin Kabupaten Bogor dan Polres Bogor untuk sidak kebeberapa agen/pangkalan yang tersebar di wilayah Kecamatan Pamijahan karena diduga banyak pangkalan siluman alias bodong,” tegas Odoy.
Menurutnya, dengan banyak keluhkan oleh kunsumen karena tidak stabil harga tentunya harus ditelusuri mulai dari agen, pangkalan dan pengecer. “Masyarakat sudah sangat kesusahan dengan pandemi Covid-19 dan jangan dibuat makin susah oleh pengusaha-pengusaha yang nakal dan tidak memiliki hati nurani dan naluri kemanusian,” tukasnya.
** Cepi Kurniawan